Penipuan Ini Modus Lama tapi Masih Banyak Ortu Siswa jadi Korban

Penipuan Ini Modus Lama tapi Masih Banyak Ortu Siswa jadi Korban
Siswa SMP. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, NGAWI - Aksi penipuan yang menyasar orang tua siswa, dengan modus menelepon mengabarkan si anak harus segera ditangani secara medis akibat kecelakaan di sekolah, masih juga terjadi.

Pelaku yang mampu menyebut nama siswa maupun orang tua dengan jelas saat melancarkan aksi tipu-tipunya membuat Kepala SMPN 4 Ngawi Moch. Darorul Munir keheranan. Pasalnya, pihaknya merasa tidak pernah membocorkan data pelajar-wali murid ke oknum tertentu.

‘’Pertanyaannya, bagaimana data-data seperti itu bisa diketahui? Nama anak, orang tua, alamat, sampai nomor telepon diketahui persis seperti itu,’’ kata Munir kepada Radar Ngawi (Jawa Pos Group).

Munir menyebut, identitas pelajar di sekolahnya hanya ada di data pokok pendidikan (dapodik). Pun, dia memastikan data yang terkoneksi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut aman lantaran menggunakan sistem ter-password. Pun, tidak sembarang orang bisa masuk atau mengaksesnya. ‘’Secara logika, nggak mungkin bocor,’’ tekan Munir.

Praktik tipu-tipu yang menyasar sejumlah orang tua SMPN 4 Ngawi, kata dia, terjadi dalam rentang waktu 1 Februari hingga 30 Maret 2019.

Sedikitnya 21 wali murid menjadi sasaran upaya penipuan. Seorang di antaranya telanjur menransfer uang Rp 4,2 juta. ‘’Itu memang penipuan yang sifatnya sporadis,’’ sebutnya.

BACA JUGA: Pengakuan Arif Kurniawan Pemilik Akun FB Antonio Banerra

‘’Tidak habis pikir saya dengan kejadian seperti ini. Operator dapodik di sini memang sempat mendapat telepon yang katanya dari Kemendikbud sekitar seminggu sebelum penipuan. Tapi, yang kami kirim hanya data jumlah total murid. Ke telepon sekolah menghubunginya,’’ imbuh Munir.

Penipuan modus lama, pelaku menyebut nama siswa maupun orang tua dengan jelas saat melancarkan aksi tipu-tipunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News