Penjahat Perang Terakhir Serbia Tertangkap

Goran Hadzic Segera Diekstradisi ke Belanda

Penjahat Perang Terakhir Serbia Tertangkap
Penjahat Perang Terakhir Serbia Tertangkap
Pertempuran di Vukovar adalah episode paling buruk dalam Perang Kemerdekaan Kroasia yang berlangsung pada 1991-1995. Kerusakan akibat kontak senjata selama tiga bulan itu, konon, lebih buruk dibandingkan dampak Perang Dunia II di Eropa. Pembunuhan sedikitnya 250 warga Kroasia di kota tersebut mengarah pada genosida (pembantaian masal). Sebagai pemimpin, Hadzic pun harus mempertanggungjawabkan aksi pasukannya.

Berita tertangkapnya Hadzic jelas menuai reaksi positif dari Uni Eropa (UE). Apalagi, organisasi negara-negara di Benua Biru tersebut beberapa waktu terakhir meningkatkan tekanannya kepada Serbia untuk menangkap para penjahat perang yang diburu ICTY. Meski begitu, Tadic membantah bahwa penangkapan Hadzic itu adalah trik Serbia agar bisa segera bergabung ke UE.

Menurut dia, selama ini pemerintahannya berusaha keras menangkap Tadic demi rekonsiliasi negara-negara Balkan. ’’Semua itu kami lakukan atas alasan moral dan kewajiban. Kami sadar bahwa rekonsiliasi negara-negara bekas Yugoslavia hanya akan terjadi setelah seluruh buron perang tertangkap. Karena itu, kami mengupayakannya dengan maksimal,’’ urai pemimpin 53 tahun tersebut.

Berkat kerja keras dan kejelian intelijen Serbia, pemerintahan Tadic suskes menangkap Hadzic di wilayah pegunungan Fruska Gora, dekat Kota Novi Sad, selatan Serbia. ICTY tak kalah antusias mendengar kabar penangkapan Hadzic. ’’Ini menandai akhir dari perburuan kami. Hari ini (kemarin) genap sudah 161 buron (ICTY) tertangkap,’’ tandas Jubir ICTY Frederick Swinnen dalam jumpa pers di Kota Den Haag, Belanda.

BEOGRAD – Petualangan dan kehidupan bebas di luar yang dijalani penjahat perang Serbia Goran Hadzic, 52, akhirnya berakhir. Hal itu terjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News