Penjualan Emas Masih Lesu, Ini Penyebabnya

Penjualan Emas Masih Lesu, Ini Penyebabnya
Ilustrasi emas batangan. Foto: Pixabay

jpnn.com, MALANG - Penjualan emas di Kota Malang terlihat lesu dalam beberapa beberapa bulan terakhir. Hal itu terlihat dari sepinya pembeli dalam setiap harinya. Bahkan, sejak Februari 2019 kemarin, transaksi emas sudah turun hingga 50 persen.

Staf Bulan Purnama Pasar Besar Erik Wido Purnomo menyatakan, turunnya gairah itu menurut dia disebabkan beberapa faktor. Misalnya karena kebutuhan menjelang masuk sekolah, ujian, atau lulusan.

”Namun, biasanya saat puasa dan masyarakat dapat THR biasanya baru pembeli naik. Kalau pemilu saat ini tidak begitu berpengaruh,” ujarnya saat ditemui Radar Malang (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Begini Cara Kubu Prabowo Menumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sementara itu, untuk harga emas saat ini juga cenderung naik. Rata-rata harga emas di atas Rp 700.000. ”Sebelumnya masih di bawah itu. Ya paling tidak sekitar Rp 690.000-an lah. Saat ini sudah di atas Rp 700.000-an,” ungkapnya.

Sementara itu, emas yang saat ini sedang tren di awal-awal tahun ini adalah kalung alfabet dan carendelano. Bahkan, banyak dari pembeli yang sudah memesan jauh-jauh hari.

”Kalung itu yang lagi tren dan banyak pemesannya. Malah pabrik sampai kewalahan karena kekurangan stok,” tandasnya. (bdr/c1/nay)

 


Penjualan logam mulia atau emas di Kota Malang sedang tak bergairah alias lesu dalam beberapa bulan terakhir.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News