Pentagon Warning Pangkalan Militer

Harus Evaluasi Keamanan dan Mental Individu

Pentagon Warning Pangkalan Militer
Pentagon Warning Pangkalan Militer

jpnn.com - WASHINGTON – Penembakan maut di markas Angkatan Laut (AL) pada Senin pagi lalu (16/9) memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat Amerika Serikat (AS). Tewasnya 13 orang, termasuk pelaku penembakan, dalam insiden tersebut memaksa pemerintah mengevaluasi kembali sistem keamanan yang berlaku.

 

Kemarin (18/9) Pentagon memerintahkan evaluasi keamanan secara serentak di seluruh pangkalan militer AS. Bukan hanya di dalam negeri, tetapi evaluasi itu juga dilakukan di markas militer AS di mancanegara. Selain sistem keamanan, kondisi mental tiap individu di kompleks militer tersebut dievaluasi. Termasuk, para pekerja kontrak dan relasi militer yang memiliki akses masuk ke pangkalan.

’’Menteri Pertahanan Chuck Hagel memerintahkan evaluasi keamanan fisik dan akses individu ke seluruh fasilitas Departemen Pertahanan (DoD) di seluruh dunia,’’ kata seorang pejabat senior Pentagon. Sebelumnya, Presiden Barack Obama juga memerintahkan evaluasi keamanan terhadap seluruh pekerja kontrak pada badan-badan federal.

Apalagi, sempat tersiar kabar bahwa AL sengaja melonggarkan keamanan terhadap para pekerja kontrak demi menghemat anggaran. Menurut kabar, para pekerja kontrak yang masih memiliki kartu tanda pengenal AL bisa bebas keluar masuk pangkalan. Konon, saat terjadinya penembakan pun, status pelaku sudah bukan pekerja kontrak. Tetapi, dia masih memiliki kartu tanda pengenal.

Aksi Aaron Alexis Senin lalu menyisakan banyak pekerjaan bagi pemerintahan Obama. Selain harus mengungkap motivasi di balik serangan yang merenggut 12 korban jiwa dan menewaskan si pelaku tersebut, aparat harus bisa mencegah terulangnya insiden semacam itu. Salah satu caranya adalah dengan membenahi sistem keamanan dan memperketat seleksi terhadap para pekerja kontrak.

’’Kini, setelah masa krisis terlewati dan mulai menapaki tahap penyelidikan, kita bisa berfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang harus segera kita jawab,’’ ungkap Ronald Machen, jaksa federal. Satu pertanyaan yang paling sering terlontar adalah motivasi pelaku. Yakni, alasan pria 43 tahun itu tiba-tiba melepaskan tembakan bertubi-tubi ke segala arah.

’’Apa yang mendorong pelaku membunuh begitu banyak pria dan wanita tidak berdosa? Bagaimana dia merencanakan dan melancarkan serangan tersebut? Bagaimana cara pelaku mendapat senjata api itu?’’ kata Machen. Untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci itu, pemerintah perlu menginvestigasi lebih dalam insiden tersebut.

WASHINGTON – Penembakan maut di markas Angkatan Laut (AL) pada Senin pagi lalu (16/9) memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat Amerika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News