Penyebab Utama Industri Semen Domestik Lesu

Penyebab Utama Industri Semen Domestik Lesu
Ilustrasi Semen Indonesia. Foto: Jawa Pos/JPNN

Di Jawa Tengah, penjualan semen juga turun 9,68 persen. Namun, tren itu tidak terjadi di Jawa Timur (Jatim).

Di provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut, permintaan semen tumbuh tipis sekitar 1,84 persen.

Kendati penjualan di dalam negeri turun, pasar semen di luar negeri tetap meningkat. Ekspor Semen Indonesia selama Januari lalu tumbuh 4,2 persen.

’’Pasar ekspor kami ada di Filipina, Australia, Bangladesh, dan Sri Lanka. Kami berkomitmen memperkuat market di sana,’’ terang Sigit.

Tahun lalu perseroan membukukan ekspor sekitar 3,1 juta ton semen atau meningkat 68,7 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sigit menegaskan bahwa Semen Indonesia akan berfokus pada pasar ekspor. Pasalnya, pasar semen domestik belum membaik akibat oversupply.

Tahun ini, menurut Sigit, Semen Indonesia akan memaksimalkan ekspor di Australia serta beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah.

’’Industri semen dalam negeri memang masih oversupply. Jadi, kami antisipasi dengan agresif membuka pasar ekspor baru,’’ jelas Sigit.

Tingkat konsumsi semen di dalam negeri selama Januari 2019 menurun 1,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News