Peran Ponpes Annuqayah di Balik Terkikisnya Carok

Peran Ponpes Annuqayah di Balik Terkikisnya Carok
Ketua Pengurus Ponpes Kiai Naqib Hasan (kiri) dan Ketua Biro Pengabdian Masyarakat M Zamiel El Muttaqien (kanan). Foto: Ken Girsang/jpnn.com

Pendirian biro ini kata Kiai Naqib, bermula sejak Annuqayah berkenalan dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Sejak itu Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM-PPM) mulai mengambangkan program berorientasi sosial dengan terencana. Misalnya, kegiatan ternak sapi dan membuka layanan pengobatan umum bagi masyarakat sekitar.

"Orientasinya pengembangan agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Seperti sanitasi, peternakan dan lain-lain. Caranya dengan memberikan penguatan pada masyarakat," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Biro Pengabdian Masyarakat M Zamiel El Muttaqien mengatakan, para kiai dari Ponpes Annuqayah selama ini juga memiliki peran sangat penting dalam bidang pembinaan kerohanian masyarakat Madura.

Menurutnya, tradisi carok di Guluk-Guluk hingga akhir 1980-an masih sangat kuat. Hampir setiap hari ada saja warga yang terluka. Bahkan tak jarang sampai meregang nyawa.

"Di sinilah peran penting para kiai didampingi ustaz senior, secara intensif terus melakukan pengajian dan pendampingan pada masyarakat. Mengingatkan, carok memang bagian dari masyarakat, tapi bukan ciri Islami untuk menyelesaikan masalah," ucapnya.

Selain itu, para kiai menurut Zamiel, juga menjelaskan konsekuensi yang ditimbulkan dari carok. Terutama dari sisi religius, bahwa konsekuensi akhirnya adalah di akhirat nanti.

Pendekatan yang dilakukan dengan penuh cinta kasih akhirnya berbuah manis. Tradisi Carok nyaris tak lagi terdengar dilakoni masyarakat di Sumenep untuk menyelesaikan persoalan.

Tradisi carok di Guluk-Guluk hingga akhir 1980-an masih sangat kuat. Hampir setiap hari ada saja warga yang terluka. Bahkan tak jarang sampai meregang nyawa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News