Perang Ketupat, Tradisi Warga Desa Kapal Bali untuk Memohon Kemakmuran

Perang Ketupat, Tradisi Warga Desa Kapal Bali untuk Memohon Kemakmuran
Warga melempar ketupat ke arah warga lainnya dalam tradisi perang ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Minggu (13/10). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/Antara

Menurutnya, tradisi itu sudah didasari atas ajaran agama yang dapat dipakai untuk melestarikan budaya dan tradisi Bali sekaligus meningkatkan ajaran agama dan tradisi yang ada.

"Agama dan tradisi itu yang harus terus dijaga salah satunya dengan aturan-aturan yang berlaku di adat," ujar Suiasa.

Ia mengatakan, pelaksanaan tradisi tersebut memiliki sejumlah tujuan. Diantaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran, sebagai simbol kekuatan dan keempat adalah wujud dari persatuan.

Pada kesempatan tersebut, Ketut Suiasa menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta untuk mendukung kegiatan tradisi itu yang diterima oleh Bendesa Adat Kapal Ketut Sudarsana. (antara/jpnn)

Tradisi dilakukan dengan saling melemparkan ketupat antara kelompok laki-laki yang melempar simbol Purusa dan kelompok wanita yang melempar ketupat dengan simbol Predana.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News