Perang Terigu

Oleh: Dahlan Iskan

Perang Terigu
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - APA sih maunya Rusia ini? Kok lama banget tidak menyelesaikan serangannya ke Ukraina.

Harga terigu di Indonesia sudah begini tingginya. Juga harga elpiji. Dan banyak lainnya.

Apa juga sih maunya Ukraina ini? Kok begitu-begitu terus. Ini, harga batu bara sudah tak tertahankan.

Baca Juga:

Dan apa sih maunya NATO itu? Seperti membiarkan keadaan digantung tidak menentu. Sampai-sampai saya baca berita di kantor berita asing, Al Jazeera, kemarin dulu: orang Medan kini lebih sulit mencari Indomie di toko-toko.

Diceritakan di situ: satu orang Medan sangat fanatik Indomie. Ia begitu mengeluhkan kelangkaan Indomie. Harga Indomie yang biasanya Rp 2.300-Rp 2.500 kini menjadi Rp 2.700 - Rp 2.800.

Ia tahu: sulitnya mendapat Indomie itu akibat perang di Ukraina.

Saya pun bertanya ke beberapa sumber yang dekat dengan terigu. Ternyata Indonesia memang impor gandum sangat besar dari Ukraina: 3 juta ton. Setahun. Itu angka tahun 2020.

Anehnya gandum dari negara lain juga terpengaruh. Misalnya yang dari Australia. Ikut terganggu.

Saya pun bertanya ke beberapa sumber yang dekat dengan terigu. Ternyata Indonesia memang impor gandum sangat besar dari Ukraina:

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News