Perangi Buta Aksara, Ubah Gang Setan jadi Gang Santun

Perangi Buta Aksara, Ubah Gang Setan jadi Gang Santun
Para relawan literasi diundang Kemendikbud saat Peringatan Hari Aksara Internasional, beberapa waktu lalu. Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com - Sebanyak 3,4 juta penduduk Indonesia masih terkurung dalam kebutaaan aksara. Namun, angka ini sudah menurun jauh karena ada campur tangan relawan literasi yang berjuang memberantas buta huruf tanpa sokongan dana dari pemerintah.

Mesya Mohammad - Jakarta

ADALAH Yusrizal KW dan Wahyudi. Dua pegiat dari sekian relawan literasi yang tumbuh di masyarakat karena prihatin dengan kondisi warganya tak bisa baca, menulis, dan menghitung.

Keduanya berusaha mengubah budaya masyarakat menuju peradaban dengan gerakan literasi. Yusrizal, yang juga seorang jurnalis ini terketuk hatinya melihat sebuah gang di dekat Pantai Padang.

Bertahun-tahun gang itu dikenal dengan sebutan 'Gang Setan' karena perilaku masyarakatnya.

Masyarakatnya memiliki karakter emosional, kasar, dan mudah marah karena banyak di antaranya yang tidak mendapatkan pendidikan layak.

Mereka tidak peduli dengan pendidikan, angka buta aksara tinggi, dan kriminalitas juga tinggi.

Diceritakan Yusrizal, nama Gang Setan sebenarnya diberikan oleh petugas PLN dan PDAM.

Para relawan literasi berjuang memberantas buta huruf tanpa bantuan dana biaya pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News