Perawat Meninggal di Pedalaman Teluk Wondama, Pemerintah Jangan Diam Saja

Perawat Meninggal di Pedalaman Teluk Wondama, Pemerintah Jangan Diam Saja
Ikut berbela sungkawa. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Perawat bernama Patra Marinna Jauhari (31) meninggal dunia di daerah pedalaman, Kampung Oya, Distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berharap kasus tersebut menjadi momentum bagi pemerintah untuk memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan yang bekerja di daerah 3T (terdepan, terluar, terisolir).

Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya almarhum Patra. Juga memberikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada Patra atas pengabdiannya dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat pedalaman di Papua Barat.

Almarhum Patra Marina Jauhari terlahir di Seriti, 18 Januari 1988 terakhir bertugas di Pustu Oya, distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Almarhum adalah PNS Pemda Kabupaten Teluk Wondama sejak 2009. Sejak April 2019, almarhum mengikuti program Pemda yaitu Pelayanan Desa Terpencil.

Kampung Oya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 4 hari atau jika menggunakan helikopter biaya sewanya cukup mahal yaitu 5 juta per jam. Informasi meninggalnya almarhum diterima di kabupaten Induk pada 21 Juni 2019, siang hari sekitar pukul 13.30 WIT. Namun almarhum dinyatakan sudah meninggal sejak Selasa, 18 Juni 2019.

Perawat Meninggal di Pedalaman Teluk Wondama, Pemerintah Jangan Diam Saja

Patra Marinna Jauhari (alm). Foto: Istimewa/PPNI 

"Karena susahnya transportasi dan komunikasi dari tempat tugas, jenazah baru bisa dibawa ke kabupaten Induk tanggal 22 Juni 2019," kata Harif dalam keterangannya, Selasa (25/6).

Perawat bernama Patra Marinna Jauhari meninggal di Kampung Oya, Distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, PPRI berharap pemerintah beri perhatian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News