Peringatan Nuzululquran Bersama Bamusi PDIP: Jihad Politik Praktis Tak Termaktub dalam Alquran

Peringatan Nuzululquran Bersama Bamusi PDIP: Jihad Politik Praktis Tak Termaktub dalam Alquran
Bamusi menggelar diskusi dalam acara diskusi Pesan Perdamaian Dalam Alquran di Kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (26/5). Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jihad dalam konteks politik praktis bagi umat Islam tidak termaktub dalam alquran. Di kitab suci umat muslim itu justru memberikan pesan bahwa umat muslim harus memprioritaskan perdamaian.

Ayat-ayat yang berbicara tentang jihad di dalam alquran juga tidak pernah menyebutkan membunuh di jalan Allah SWT. Pakar tafsir dari Universitas Prof Hamka Izza Rahma Nahrawi mengatakan, banyak kalangan demi kepentingan pribadi yang mengutip ayat alquran dengan tujuan untuk memprovokasi umat Islam berperang.

Izza meyakini jika ayat alquran tidak dikutip sembarangan, maka umat muslim tidak akan terpengaruh untuk perang. "Dalam alquran jihad selalu di jalan Allah, harus lurus, tujuannya harus benar bukan jihad untuk politik, kekuasaan, kepentingan atau ekonomi," kata Izza dalam acara diskusi Pesan Perdamaian Dalam Alquran yang digelar Bamusi di Kantor PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (26/5).

Izza mengatakan, makna jihad dalam alquran selalu ke arah yang positif. Apabila diterjemahkan ke dengan cara tidak benar, maka hal itu akan menyalahi konsep fisabilillah (berjuang di jalan Allah). Karena itu, semua pihak harus mempelajari alquran secara holistik.

"Ada perintah berperang di jalan Allah tapi tidak ada membunuh di jalan Allah. Itu tidak ada dalam alquran. Terbunuh di jalan Allah, ada," kata Izza.

(Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Ketum HIPMI Cocok menjadi Menteri)

Dia menegaskan, alquran adalah pesan yang membawa perdamaian dan nirkekerasan. Oleh karena itu, setiap umat Islam harus menyebarkan kedamaian itu. Izza menambahkan, umat muslim juga harus membalas kekerasan dari pihak lain dengan kedamaian. Tidak boleh umat muslim membalas dengan kekerasan selama hal itu tidak melecehkan agama, bukan politik apalagi ekonomi.

"Harus aksi damai. Kalau ada yang memprovokasi dan kekerasan, jangan ikuti. Kalau bisa seolah-olah musuhmu jadi teman yang sangat dekat," jelas dia.

Pakar tafsir dari Universitas Prof Hamka Izaa Rahma Nahrawi mengatakan banyak kalangan demi kepentingan pribadi yang mengutip ayat alquran dengan tujuan untuk memprovokasi umat Islam berperang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News