Perlu Ada Komisi Khusus Urusi Ormas
Sabtu, 18 Februari 2012 – 14:34 WIB
JAKARTA - Ribut-ribut soal Front Pembela Islam (FPI) tidak bisa semata dilihat dari aksi kekerasan yang muncul. Sekretaris Jenderal Ikatan Sosiologi Indonesia, Tri Pranadji, mengatakan, yang lebih penting lagi adalah mencari akar masalah yang menjadi pemicu munculnya gerakan model FPI. Dia membandingkan aksi kekerasan yang dilakukan FPI beberapa kali, dengan suporter sepak bola yang tiba-tiba ngamuk. Kerap kali yang dibahas hanya soal ngamuknya suporter itu, tapi tak ditelisik mengapa suporter ngamuk.
Baca Juga:
"Akar masalah tak dibahas, orang berkelahi karena apa. Di sepak bola juga ada kekerasan. Mungkin karena ada pemain yang ditakling keras, wasit tak melihat," ujar Tri Pranadji, yang juga tenaga ahli kemendagri dalam pembahasan RUU ormas sebagai revisi UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang ormas, saat bicara di diskusi bertema UU Ormas di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (18/2).
Menurutnya, yang muncul di publik saat ini adalah pertarungan opini antara kelompok masyarakat yang menghendaki pembubaran FPI, dan FPI yang juga punya hak untuk melakukan counter opini itu. Nah, mestinya, persoalan ini harus dikembalikan ke aspek hukum, yang mengenai ormas.
JAKARTA - Ribut-ribut soal Front Pembela Islam (FPI) tidak bisa semata dilihat dari aksi kekerasan yang muncul. Sekretaris Jenderal Ikatan Sosiologi
BERITA TERKAIT
- Belasan Korban Kecelakaan Bus dan Kereta di OKU Timur Masih Dirawat di Rumah Sakit
- Pemkot Banda Aceh Usulkan 1.246 Formasi ASN pada 2024
- Mbak Rerie Minta Permasalahan Pungli dan Sampah Menumpuk di Lokasi Wisata Harus segera Diatasi
- Kunjungi Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM
- Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro Dorong Pemprov DKI Kelola Urbanisasi Secara Optimal
- Hannover Messe 2024, Dirut Pertamina Tegaskan Target 25 Persen Pemimpin Perempuan