Petani Tuban Tolak Impor Jagung

Petani Tuban Tolak Impor Jagung
Penyuluh petani Wantono. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, TUBAN - Petani jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur sebagai salah satu daerah sentra produksi tengah semringah melangsungkan panen jagung dalam hamparan yang sangat luas.

Luas panen jagung Kabupaten Tuban di bulan Februari mencapai 50 ribu hektar. Salah seorang petani jagung Kecamatan Grabakan, Tuban, Wantono (46) mengungkapkan petani di Kabupaten Tuban saat ini petani sedang melakukan panen raya jagung.

Untuk itu, dia mewanti-wanti baik pemerintah daerah maupun pusat agar tidak impor jagung. Petani menolak keras impor jagung.

"Jika ada impor, petani kecil atau gurem sangat merasakan dampak negatifnya. Ya bagi pihak-pihak yang inginkan impor jagung, silahkan berhubungan dengan pemerintah daerah, khususnya Tuban untuk menanyakan stok jagung," kata Wantono di tengah acara panen raya jagung yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Kegiatan itu juga dihadiri Bupati Tuban, Fathul Huda, Asisten Deputi Sekretariat Kabinet, Ida Dwi Nilasari, Asisten Deputi Kemenko Perekonomian, Ilyas Payong dan dihadiri juga 10 ribu petani Tuban dan sekitarnya.

Wantono menjelaskan jika pada musim panen saat ini, seperti di Kabupaten Tuban, produksi jagung sangat melimpah sehingga sangat mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Karena itu, dibanding impor, selain merugikan petani, juga biaya impor lebih mahal jika dibandingkan dengan menyerap jagung dalam negeri khususnya di Tuban.

"Daripada impor, biaya angkutnya mahal dan dipastikan menyengsarakan petani. Impor masuk, harga jagung hancur, petani rugi," jelasnya.

Mentan Andi Amran Sulaiman meminta pengusaha besar memanfaatkan momentum panen jagung yang sedang berlangsung di sentra produksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News