Petani Tuban Tolak Impor Jagung

Petani Tuban Tolak Impor Jagung
Penyuluh petani Wantono. Foto: Humas Kementan

Lebih lanjut, pria yang juga sebagai penyuluh pertanian ini menyebutkan prestasi jagung Tuban saat juga tidak lepas dari perhatian besar pemerintah lewat bantuan bibit, pupuk hingga alat mesin pertanian (Alsintan).

"Setiap tahun bantuan pemerintah ada, seperti bibit jagung dan tanaman hortikultura lainnya. Di sini juga sudah merata melakukan alsintan," sebutnya.

Hal senada diungkapkan Galih, Penyuluh Pertanian Kecamatan Sumanding, Tuban bahwa menolak impor jagung. Pasalnya, dari yang diproduksi petani dalam negeri lebih dari cukup memenuhi kebutuhan sehingha ada pihak yang membutuhkan jagung cukup datang ke Tuban.

"Impor jagung tidak perlu. Lahan jagung yang sedang dipanen saat ini di Tuban sangat luas dengan jagung yang beragam varietas karena petani sudah menguasai teknik budidaya," tegasnya.

"Harga jagung sangat bagus, Rp 4.500 di tingkat petani. Jika impor masuk dipastikan harga anjlok, petani merugikan. Jadi jangan impor jagung," pinta Galih.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta pengusaha besar memanfaatkan momentum panen jagung yang sedang berlangsung di sentra produksi, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera dan Sulawasi.

"Saya dapat laporan, Sumatera, Sulawesi, Jawa Timur, dan Jawa Tengah juga sedang panen. Yang kami khawatirkan kalau panen serentak seperti ini harga jadi anjlok sehingga harga di bawah harga pokok penjualan (HPP)," kata Amran.

Karena itulah, untuk menjaga harga agar tidak anjlok dan stok jagung tetap tersedia, Amran mengimbau pengusaha-pengusah besar agar menyerap jagung petani sebesar-besarnya dengan harga terbaik untuk persediaan pada Oktober hingga Desember.

Mentan Andi Amran Sulaiman meminta pengusaha besar memanfaatkan momentum panen jagung yang sedang berlangsung di sentra produksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News