Peziarah Makam Gus Dur tak Hanya dari Jawa tapi juga Aceh

Peziarah Makam Gus Dur tak Hanya dari Jawa tapi juga Aceh
Sekelompok peziarah menuju makam Gus Dur yang berada di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Foto: Eko Hendri/Jawa Pos

jpnn.com - Peziarah makam Gus Dur ada yang dari Aceh, ada pula yang dari kalangan nonmuslim. Saat haul, para pedagang di sekitar makam Gus Dur bisa meraup penghasilan sampai tiga kali lipat.

EKO HENDRI SAIFUL, Jombang

DARI Cirebon, Jawa Barat, tempatnya tinggal, butuh waktu sekitar seminggu bagi Muhammad untuk bisa sampai Jombang, Jawa Timur. Maklum, dia dan kawan-kawan sepengajian berganti-ganti moda transportasi.

Estafet. Juga, harus transit untuk menginap di rumah saudara di Tuban. Tapi, perjalanan panjang nan melelahkan itu akhirnya terbayar tuntas saat Minggu lalu (16/12) bisa hadir di Jombang tepat pada perayaan Haul Ke-9 Abdurrahman Wahid.

’’Pokoknya, saya tak mau melewatkan haul Gus Dur,’’ katanya kepada Jawa Pos di Jombang, Senin (17/12).

Muhammad dan kawan-kawan adalah bagian dari puluhan ribu orang yang membanjiri Jombang pada puncak peringatan 9 tahun wafatnya mantan presiden Indonesia itu. Mereka datang dari berbagai kota. Tak hanya dari Jawa, tapi juga dari Aceh.

Hingga kemarin, banyak yang masih bertahan di sekitar kawasan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, tempat makam Gus Dur berada. Berdoa secara bergantian di makam sosok karismatis yang pergaulannya melintas golongan dan bangsa tersebut.

’’Dulu setiap kali beliau (Gus Dur, Red) berceramah, saya tak pernah absen. Rela naik-turun angkutan untuk sampai luar kota,’’ kata Solihin, salah seorang peziarah asal Gresik, Jawa Timur, saat ditemui di kompleks Pesarean Ponpes Tebuireng.

Para peziarah makam Gus Dur terus mengalir, bahkan dari Aceh, membawa berkah bagi warga sekitar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News