Pidato Kebangsaan: Prabowo Sebut Soeharto hingga SBY

Pidato Kebangsaan: Prabowo Sebut Soeharto hingga SBY
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat pidato kebangsaan di JCC, Senin (14/1) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pidato Kebangsaan Prabowo - Sandi bertajuk Indonesia Menang yang disampaikan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto di JCC Senayan, Jakarta, Senin (14/1) malam dihadiri sejumlah tokoh.

Mereka antara lain, Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, putri Presiden Pertama RI Soeharto, yakni Titik Soeharto.

Kemudian, putri Bung Karno, Rahmawati Soekarnoputri, putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri, Presiden PKS Sohibul Iman, dan lainnya.

Prabowo pun bangga bahwa mereka yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Adil dan Makmur itu berasal dari latar belakang yang beragam. "Luar biasa Koalisi Adil dan Makmur ini," kata Prabowo didampingi cawapres Sandiaga Uno di atas panggung.

Sontak saja, gemuruh sorakan dari para masyarakat pendukung yang hadir membahana. Prabowo - Sandi yang mengenakan jas dan berpeci hitam itu terus membakar semangat para pendukungnya dengan pemaparan visi misi yang diusung jika kelak dipercaya menjadi pemimpin Indonesia.

Mantan Danjen Kopassus itu berujar bahwa dalam koalisi ini ada tokoh, anak hingga cucu para pembesar Indonesia. "Ada anak biologis juga ideologis Bung Karno. Ada anak Pak Harto," kata Prabowo disambut tepukan dan sorakan meriah.

Selain itu, dia menyebut ada SBY menantunya Sarwo Edhie. Kemudian, ada AHY yang tak lain cucu dari Sarwo Edhie. "Ada menantu Sarwo Edhie, ada cucu Sarwo Edhie, yang maaf dulu berseberangan dengan Bung Karno, sekarang duduk satu baris," tambah Prabowo.

Selain itu, dia menyebut ada pula Amien Rais, bapak reformasi yang dulu berseberangan dengan Soeharto. "Sekarang bisa duduk dekat Mbak Titiek Soeharto," ujar Prabowo disambut tepuk tangan meriah.

Prabowo Subianto juga mengutip kata Bung Karno soal negara untuk semua orang, bukan buat satu orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News