PKS Mulai Main Ancam, Berpeluang Lari ke Jokowi

PKS Mulai Main Ancam, Berpeluang Lari ke Jokowi
Kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedubes AS di Jakarta, Minggu (10/12). Foto: Ikhsan Prayogi/JawaPos.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai wajar ancaman elite PKS akan meninggalkan Partai Gerindra bila kadernya tidak dijadikan cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Pengamat yang beken disapa dengan Ipang ini bahkan menduga orientasi partai pimpinan M Sohibul Iman itu dengan Prabowo Subianto, demi kepentingan Pemilu 2019 yang dilaksanakan serentak antara pemilihan legislatif dan pilpres.

"Mengapa PKS ngotot jadi cawapres karena hanya ingin menyelamatkan elektabilitas partai. Soal kalah menang saya kira itu lain cerita bagi PKS. Namun bagi Prabowo berbeda, kira-kira kalau saya berpasangan dengan kader PKS bisa menang atau enggak?" ujar Pangi ketika berbincang dengan JPNN, Kamis (12/7).

Lebih jauh, direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini menilai ancaman PKS wajar karena secara logika, tidak mungkin PKS hanya diminta mendukung tanpa diberi kesempatan mengantongi tiket cawapres.

"Kalau dulu di Pilpers 2014 cawapres Prabowo itu dari PAN, maka sekarang realistis PKS yang minta tiket itu," katanya.

Ipang berpendapat, ancaman pecah kongsi bisa menjadi kenyataan bila PKS benar-benar tidak mendapatkan tiket cawapres Prabowo. Bahkan bisa saja partai yang paling setia berkoalisi dengan Gerindra sejak 2014, banting setir mendukung Jokowi.

BACA JUGA: PKS Mulai Main Ancam

"Bisa saja dia banting setir merapat ke koalisi parpol pemerintah. Itu lebih jelas, misalnya kalau Jokowi terpilih minimal dapat dua kursi menteri misalnya," pungkas Ipang.(fat/jpnn)


Sikap PKS main ancam tinggalkan kubu Gerindra jika kadernya tidak dijadikan cawapres pendamping Prabowo, dinilai hal wajar.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News