PKS Yakin Masih Dipilih Publik

PKS Yakin Masih Dipilih Publik
PKS Yakin Masih Dipilih Publik

jpnn.com - JAKARTA - Berbagai survei publik tidak pernah menempatkan parpol dengan ideologi agamis untuk bisa bersaing dengan parpol nasionalis.  Meski elektabilitas parpol agamis saat ini masih rendah, nampaknya masih ada optimisme dari mereka untuk bisa bersaing meraih target yang mereka pasang.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Jazuli Juwaini menyatakan, momentum pemilu 2014 sudah bukan jamannya memisahkan parpol agamis dengan nasionalis. Ideologi agamis dengan nasionalis diciptakan di era sebelumnya, yang bertujuan untuk melanggengkan kekuatan politik.

"Pemilih tidak akan melihat parpol agamis atau nasionalis," ujar Jazuli dalam diskusi bertajuk 'Nasib Parpol Nasionalis dan Parpol Agamis di Pemilu 2014' di Jakarta, Sabtu (30/11)

Menurut Jazuli, publik lebih cenderung ingin melihat apakah parpol mampu menawarkan solusi bagi permasalahan bangsa. Apalagi, posisi pemilih saat ini tidak didominasi oleh pemilih di era orde baru, karena sudah menghadirkan sejumlah kaum muda sebagai pemilih pemula.
   
"Empat persen pemilih adalah anak muda," ujar Jazuli. Dalam hal ini, Jazuli berharap akan ada fakta yang berbeda dibandingkan hasil survei. "Karena mindsetnya anak muda tidak pernah terpolarisasi sebelumnya," ujarnya menambahkan.

Posisi PKS saat ini berbeda dengan persiapan di pemilu sebelumnya, akibat kasus hukum yang menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Jazuli menilai, musibah yang dialami PKS itu juga dialami oleh partai lain.

"Saya kira semua partai sedang mengalami musibah. Bagi PKS, musibah ini ibarat kena cuaca buruk saat naik pesawat. Namun pesawatnya tidak boleh turun, karena pasti nanti akan ada cuaca cerah menanti di depan," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy menilai, ideologi masing-masing partai tidak akan menjadi faktor penentu pilihan publik. Dengan fakta bahwa 68 persen pendidikan masyarakat Indonesia adalah menengah kebawah, maka tidak relevan untuk membahas ideologi.

"Yang terpenting adalah bagaimana membuat kenyang dan senang," ujar Romi -sapaan akrab Romahurmuziy.

JAKARTA - Berbagai survei publik tidak pernah menempatkan parpol dengan ideologi agamis untuk bisa bersaing dengan parpol nasionalis.  Meski

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News