PM Thailand Batal Kunjungi Rusia

Ketegangan Hubungan Pasca Ekstradisi Penyelundup Senjata

PM Thailand Batal Kunjungi Rusia
PM Thailand Batal Kunjungi Rusia
BANGKOK - Hubungan Thailand-Rusia menegang pasca ekstradisi Viktor Bout ke Amerika Serikat (AS) Selasa lalu (16/11). Membela keputusan yang membuat Kremlin kebakaran jenggot, Perdana Menteri (PM) Abhisit Vejjajiva membatalkan rencana lawatannya ke Negeri Beruang Merah itu. Keputusan itu dia umumkan kemarin (18/11).

"Tidak ada campur tangan Washington dalam ekstradisi Viktor Bout ke AS Selasa lalu," tandas pemimpin 46 tahun tersebut seperti dilansir Agence France-Presse tersebut. Meski AS memang menginginkan Bout, Abhisit menegaskan bahwa pemerintahannya sama sekali tidak bermaksud membuat Rusia marah. Apalagi, selama dua tahun terakhir, tarik-ulur ekstradisi Bout memang dipantau ketat Moskow.

Menurut Abhisit, Rusia bisa saja membatalkan ekstradisi tersebut andai mereka aktif berkonsultasi dengan Thailand. Sayangnya, selama ini, Kremlin cenderung pasif. Sebaliknya, Gedung Putih terus mendesak Bangkok untuk mengekstradisi pemasok senjata kelompok teroris dan militan internasional itu ke AS. Desakan itulah yang membuat pemerintahan Abhisit mengirim Bout ke Negeri Paman Sam.

"Baik saya maupun Menteri Luar Negeri (Kasit Piromya) sudah menyarankan kepada Rusia untuk lebih aktif terlibat dalam kasus ini. Tapi, mereka tidak menanggapi saran kami dengan serius. Seharusnya, Anda (media) bertanya kepada Rusia, mengapa dulu mereka diam saja," lanjut politikus lulusan St John"s College, Oxford University, tersebut dalam jumpa pers.

BANGKOK - Hubungan Thailand-Rusia menegang pasca ekstradisi Viktor Bout ke Amerika Serikat (AS) Selasa lalu (16/11). Membela keputusan yang membuat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News