Hikayat Achmad Sjaichu (5)

Politik Tak Lagi Menarik Minat

Politik Tak Lagi Menarik Minat
Achmad Sjaichu pidato di pesantren Al-Hamidiyah. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN.com

Pada serial ke-empat, cerita kita sampai pada Sjaichu keluar dari Nahdlatul Ulama, akhir 1970-an.

Ini sedikit terusannya…

27 Ramadhan 1398 H, atau 31 Agustus 1978. Sekira seratus ulama berkumpul di Pondok Pesantren At-Thahiriyah, Jakarta Selatan.

Tak hanya selingkar Indonesia, ada juga yang datang dari Singapura.

Di puncak runding, mereka sepakat membentuk Ittihadul Muballighin (persatuan para mubaligh). Nama organisasi itu diusulkan oleh Achmad Sjaichu.

Sjaichu pula yang secara aklamasi dipilih sebagai pemimpin.

Ittihadul Muballigin, dikomentari sebagian orang pada waktu itu, didirikan untuk menyaingi NU.

Dalam buku biografinya, tertulis bahwa Sjaichu mengacuhkan saja pendapat itu.

PERSIS 29 tahun lampau. 17 Juli 1988. Pesantren Al-Hamidiyah, Depok dibuka. Pendirinya K.H Achmad Sjaichu. Orang penting di panggung sejarah Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News