Posko ASTana Dibuka hingga Masa Tanggap Darurat Selesai

Posko ASTana Dibuka hingga Masa Tanggap Darurat Selesai
Kecamatan Sumur, Pandeglang jadi lokasi yang paling parah terdampak tsunami Selat Sunda, Selasa (25/12). Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS

jpnn.com, BANTEN - Kesigapan para santri yang tergabung dalam Aksi Santri Tanggap Bencana (ASTana) membantu korban bencana patut diacungi jempol.

Misalnya, dalam membantu korban tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu.

Ya, sehari setelah gelombang tsunami menerjang wilayah Banten dan Lampung, Badan otonom (Banom) Forum Santri Nasional (FSN) itu membuka posko bantuan korban khususnya di wilayah Banten.

”ASTana hadir di Banten pada 23 Desember 2018. Itu H+1 setelah bencana terjadi,” ujar Komandan ASTana, Gus Cahil melalui keterangan tertulis, Senin (31/12).

Lebih lanjut Gus Cahil mengungkapkan, tim ASTana besama TNI dan Polri langsung melakukan pemetaan wilayah yang terdampak bencana. ”Akhirnya tim advance ASTana memutuskan untuk mendirikan posko di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Pandeglang,” ungkapnya.

”Desa Tembong ini membawahi 5 desa lainnya yang berdampak tsunami. Yakni Desa Pejamben, Sukarame, Carita, Banjarmasin dan Sukajadi. Posko yang dibuka ASTana mampu menampung sekitar 973 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di dalam 6 desa tersebut,” tambah Gus Cahil.

Meski sebagian desa yang terdampak bencana sudah hampir pulih, posko ASTana tetap masih membuka bantuan dalam bentuk logistik dan berupa dana. ”Posko bantuan ini akan dibuka sampai masa tanggap darurat dinyatakan selesai,” tandasnya.

Bahkan, ASTana bertekad akan melanjutkan memberikan bantuan hingga masa reahbilitasi dan rekonstruksi. Hal itu seperti yang dilakukan saat ASTana ikut memberikan bantuan korban gempa dan tsunami di Lombok dan Palu. (jpg/jpnn)

Kesigapan para santri yang tergabung dalam Aksi Santri Tanggap Bencana (ASTana) membantu korban bencana patut diacungi jempol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News