Prabowo Kritik Pertumbuhan Ekonomi, Begini Respons Erick Thohir

Prabowo Kritik Pertumbuhan Ekonomi, Begini Respons Erick Thohir
Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) Erick Thohir. Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebelum penyelenggaraan Debat kelima Pilpres 2019 bertema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri, di The Sultan Hotel, Jakarta, Sabtu (13/4) malam, sejumlah kalangan memprediksi Prabowo - Sandi bakal mengkritik janji pertumbuhan ekonomi Joko Widodo atau Jokowi. Pasalnya, yang dijanjikan tujuh persen, tetapi pertumbuhan ekonomi hanya lima persen.

Hal itu tidak menjadi masalah bagi Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Kiai Ma'ruf Amin, Erick Thohir. Sebelum memasuki arena debat Pilpres 2019, Sabtu (13/4) malam, Erick menjawab wartawan dengan menyatakan bahwa jangan Jokowi yang menjawab itu, tetapi cukup dirinya saja.

BACA JUGA: Debat Kelima, Sandi Bakal Kritisi Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi

“Tidak apa-apa. Kalau itu saya saja yang jawab, tidak usah Pak Jokowi," kata Erick santai.

Menurut Erick, ketika Jokowi lebih mementingkan banyak pihak maupun daerah-daerah terpencil sehingga yang dibangun tidak hanya Jawa, tentu risiko pertumbuhan ekonomi tidak tujuh persen, tetapi lima persen.

Hanya saja, kata Erick, pertumbuhan lima persen ini jauh lebih sehat dari tujuh persen. Dengan catatan kalau tujuh persen itu hanya didapati bagian-bagian tertentu.

“Ini yang terbalik-balik. Program Jokowi yang sangat merakyat, tetapi di lain pihak bilang elite-elite. Ini kebolak-balik. Saya bagian dari elite. Saya merasakan itu," katanya.

Justru Erick melihat dan percaya program yang Jokowi lakukan ini luar biasa, karena langsung menyentuh rakyat. "Beliau bukan tipe ABS (asal bapak senang). Beliau kenapa blusukan, karena ingin mengecek apa yang terjadi di program-program itu. Jadi bukan kebolak balik nih," ungkap Erick.(boy/jpnn)


Menurut Erick, ketika Jokowi lebih mementingkan banyak pihak maupun daerah-daerah terpencil sehingga yang dibangun tidak hanya Jawa, tentu risiko pertumbuhan ekonomi tidak tujuh persen tetapi lima persen.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News