Prabowo Masuk Kabinet, Kekuatan Politik Identitas Kehilangan Figur

Prabowo Masuk Kabinet, Kekuatan Politik Identitas Kehilangan Figur
Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10). Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang, MSi menilai, masuknya Prabowo Subianto ke Kabinet Indonesia Maju, berdampak pada kelompok yang selama ini mengusung politik identitas.

"Masuknya Prabowo dalam kabinet, tentunya menyisakan masalah bagi kelompok yang teridentifikasi, selalu mengeksploitasi politik identitas keagamaan sebagai jargon politik 02," kata Ahmad Atang di Kupang, NTT, Sabtu (26/10).

Menurut dia, Prabowo diposisikan sebagai simbol politik umat, sehingga kelompok ini berjuang habis-habisan pada Pilpres 2019 agar kemenangan Prabowo menjadi tonggak kebangkitan dan kemenangan politik agama Islam.

Namun, hasil pilpres memberi catatan buram bagi kekuatan politik identitas, karena Prabowo kalah melawan Jokowi atau dalam istilah lain, politik agama dikalahkan oleh politik nasionalis.

Atas kenyataan ini, kata dia, antara Prabowo dan gerbong pendukung mulai kehilangan konsesi. Gerindra masuk barisan pendukung pemerintahan Jokowi dan Prabowo mendapat jatah kekuasaan menjadi menteri.

"Langkah Prabowo ini menimbulkan masalah karena kelompok ini kehilangan figur dan kesempatan untuk memperkuat jihad politik," Ucap Ahmad Atang menegaskan.

Menurut dia, dengan bergabungnya Prabowo dalam gerbong kekuasaan Jokowi-Ma'ruf Amin, maka nasib gerbong ini berada di ujung tanduk.

"Mereka tidak bebas bergerak karena akan selalu terpantau sebab ada kecenderungan berperilaku radikalis," kata Ahmad Atang menambahkan. (antara/jpnn)

Masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju punya dampak langsung pada kekuatan pengusung politik identitas.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News