Produksi Jagung Pakan di Kediri Melimpah

Produksi Jagung Pakan di Kediri Melimpah
Gerakan Panen Jagung Serentak bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Pelemahan, Kecamatan Pelemahan, Kediri, Minggu (11/11). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, KEDIRI - Bupati Kediri Haryanti Sutrisno menegaskan, produksi jagung untuk pakan ternak saat ini melimpah, bahkan berharap dapat diekspor. Terbukti, dari luas total panen di bulan November 2018 seluas 4,9 ribu ha dengan produktivitas 6,5 ton per ha, diperoleh total produksinya mencapai 31,8 ribu ton. Harga jagung di tingkat petani sudah stabil Rp 5.050 per kg sehingga tidak lagi menyebabkan harga pakan mahal.

“Sebelumnya di harga Rp 5.500 per kikogram, peternak menangis. Kita telusuri mahalnya harga jagung karena jagung yang dihasilkan di Kediri ini di bawa keluar oleh pengusaha besar sehingga terjadi kelangkaan jagung untuk pakan. Tapi sekarang karena harga sudah normal dan kami tahu permasalahan, peternak sudah mudah mendapatkan jagung untuk pakan,” demikian ditegaskan Haryanti pada kegiatan Gerakan Panen Jagung Serentak bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Pelemahan, Kecamatan Pelemahan, Kediri, Minggu (11/11). Hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi, Dandim 0809/Kediri Letkol Kav. Dwi Agung Sutrisno dan para petani.

Haryanti membeberkan, terjadinya kelangkaan stok dan kenaikan harga jagung untuk pakan disebabkan karena sebanyak 70 persen produksi jagung di Kediri dikuasai pengusaha besar. Ini berdasarkan hasil penelusuran yang mengungkapkan kondisi nyata di lapangan, sehingga ke depan praktek bisnis yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar ini harus dihentikan.

“Solusi ke depan, kami akan optimalkan BUMD untuk menampung jagung supaya tidak terjadi kekosongan pasokan. Kemudian, stok jagung di Bulog kami berharap harus dioptimalkan sebagai buffer stock,” bebernya.

Namun demikian, Haryanti mengapresiasi dukungan Kementan hingga saat ini yang terus memacu peningkatan produksi jagung di Kediri melalui pemberian berbagai jenis bantuan. Petani sangat merasakan bantuan benih, pupuk dan alat mesin pertanian.

“Kami sangat mengapresiasi perhatian Kementan, selalu supprort traktor dan alat mesin lainnya, bibit dan pupuk. Dengan bertambahnya area dan jumlah bibit yang ditanam, bantuan pupuk harus bertambah,” tuturnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menegaskan, gerakan panen jagung secara serentak ini dapat menjadi bukti petani masih bisa mencukupi kebutuhan jagung saat ini. Produksi jagung secara nasional, sejak Januari-September 2018 Indonesia sudah ekspor jagung 372 ribu ton. Jika dikurangi rencana impor 100 ribu ton, diperoleh surplus 272 ribu ton.

“Dan jika ditambah lagi dengan menghemat stop impor selama ini sekitar 3,5 juta ton pertahun setara Rp 10 triliun, maka surplus total menjadi 3,77 juta ton setahun. Tahun lalu 2017, tidak ada impor jagung pakan ternak,” tegasnya.

Bupati Kediri Haryanti Sutrisno menegaskan, produksi jagung untuk pakan ternak saat ini melimpah, bahkan berharap dapat diekspor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News