Prof, Ini Perbedaan Beras Dengan Menir

Oleh Rico Simanjuntak, Alumni Sosek IPB

Prof, Ini Perbedaan Beras Dengan Menir
Rico Simanjuntak. Foto: Humas Kementan for JPNN.com

jpnn.com - Perdebatan tentang perberasan nasional semakin panas dan bahkan dapat disebutkan keluar dari konten. Pasalnya, Prof Bustanul Arifin tidak bisa membedakan, mana beras yang biasanya diolah menjadi nasi dan mana yang disebut menir.

Menurutnya, beras dan menir tidak ada bedanya sehingga impor menir dikategorikan impor beras sebagai kebutuhan pokok.

Pada prinsipnya, beras yang diolah menjadi nasi merupakan beras dengan ukuran kepatahan yang lebih kecil.

Beras ini terdiri dari beras utuh, dimana butir-butir beras baik sehat maupun cacat yang utuh atau tidak ada yang patah sama sekali.

Kemudian, beras kepala yaitu butir beras patah baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan 6/10 bagian ukuran panjang rata-rata butir beras utuh yang dapat melewati permukaan cekungan indented plate dengan persyaratan ukuran lubang 4,2 mm.

Selanjutanya beras butir patah, yaitu baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 6/10 bagian tetapi lebih besar dari 2/10 bagian ukuran panjang rata-rata butir beras utuh.

Sedangkan menir merupakan butir beras patah, baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian butir utuh.

Berdasarkan Scientific Repository IPB (2009), beras menir merupakan salah satu hasil samping proses penggilingan beras selain sekam dan bekatul.

Penampakan menir seperti halnya beras patah, namun menir berukuran lebih kecil dari 0,2 bagian beras utuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News