Program Khatam Alquran di Rutan Salemba Mengajak Napi ke Jalan yang Benar

Program Khatam Alquran di Rutan Salemba Mengajak Napi ke Jalan yang Benar
Program Khatam Alquran di Rutan Salemba. Foto : Ist

“Biasanya lebih dari 68 orang. Selalu lebih banyak,” kata Pance yang mengaku belum mencari sebab adanya penurunan tersebut.

Namun menurut dia, para santri yang gagal khatam dan otomatis tidak lulus itu biasanya karena sering tidak hadir tanpa keterangan, atau memang tidak bisa mengikuti materi kegiatan yang dilaksanakan.

Kolega Pance yang menjadi koordinator kegiatan keagamaan, Suriyanta Leonardo Situmorang, mengatakan tak jarang dari para santri itu bahkan menjadi penghafal (hafiz) Alquran. “Hanya untuk itu mereka harus ikut kegiatan santri lanjutan, dengan persyaratan yang juga harus mereka penuhi,” kata Surya.

Yang jelas, Masjuno, Pance maupun Surya mengakui dampak positif program khatam Alquran bersama tersebut sangat terasa.

“Perilaku warga binaan yang menjadi santri itu berubah, rata-rata sangat positif,” kata Surya.

Pance bahkan mengaku selama dirinya bertugas tak pernah menemukan para santri yang telah bebas kembali bertemu dengannya di dalam Rutan, alias menjadi residivis. “Sampai saat ini taka da,” kata dia. “Entah kalau masuknya ke tempat lain. Tetapi semoga saja tak ada.”

Dalam kesempatan berbeda Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami menegaskan pentingnya pembinaan keagamaan di dalam Lapas maupun Rutan.

Kegiatan tersebut menurut Dirjenpas sangat strategis, mengingat hal itu bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia para santri yang merupakan warga binaan.

Program Khatam Alquran di Rutan Salemba bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia para santri yang merupakan warga binaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News