Puasa Menahan Hasrat Berlebih

Oleh Dr. Haedar Nashir*

Puasa Menahan Hasrat Berlebih
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto JPNN.com

jpnn.com - Marhaban ya Ramadan. Selamat datang puasa Ramadan. Kehadiran bulan penuh berkah ini selalu dinanti dan dijalani setiap muslim dengan gelora keagamaan tinggi.

Di setiap negeri muslim, hatta yang tinggal di negara-negara sekuler sekalipun, insan mukmin menyambut dan menjalani puasa. Dan, segala rangkaian ibadah Ramadan lainnya dengan semangat luar biasa disertai segala syiar aktivitasnya.

Pada perjalanan hidup setiap muslim, tentu sejumlah kali puasa Ramadan telah ditunaikan seiring rentang usia yang menyertai. Kegiatan ibadah yang paling masif itu bahkan disertai aktivitas sosial yang luar biasa menyeruak di setiap lingkungan jamaah umat.

Para sosialita, bahkan program televisi pun, kian akrab dengan aktivitas Ramadan. Lebih-lebih di era media sosial yang makin menjadi budaya baru, penyambutan dan syiar Ramadan kian bersemarak luas.

Pertanyaannya, apa yang membekas dalam diri dengan puasa dan rangkaian ibadah lainnya selama satu bulan setiap tahun itu? Sebuah pertanyaan yang memerlukan refleksi diri setiap muslim yang berpuasa, baik selaku individu maupun kolektif.

Benih rohani apa yang dapat ditanam dan dikembangkan dalam kehidupan umat muslim, khususnya di negeri yang mayoritas beragama Islam ini?

Jawaban normatifnya, tentu setiap muslim atau umat Islam makin bertakwa karena sudah tergembleng keagamaannya selama sebulan pada setiap tahun sehingga terjadi akumulasi kualitas ketakwaan yang kukuh.

Benarkah itu semua? Apakah setiap diri kita yang telah menjalani puasa Ramadan plus puasa-puasa sunah lainnya seperti puasa Senin - Kamis dan puasa Daud telah menjelma menjadi insan muslim yang semakin berkualitas keislamannya?

Marhaban ya Ramadan. Selamat datang puasa Ramadan. Para sosialita, bahkan program televisi pun, kian akrab dengan aktivitas Ramadan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News