Puluhan Ribu Sak Limbah Beracun Bertebaran di 3 Kecamatan

Puluhan Ribu Sak Limbah Beracun Bertebaran di 3 Kecamatan
Aktivis Ecoton mengambil sampel di timbunan limbah beracun di Desa Sukosari, Jogoroto, Jombang, kemarin (6/4). NASIKHUDDIN/Jawa Pos Radar Jombang

jpnn.com - Puluhan ribu sak limbah beracun yang baunya menyengat teronggok di berbagai desa di tiga kecamatan di Jombang. Limbah beracun dari industri aluminium rumahan itu menimbulkan sesak dada, dan terasa pedas di mata.

ACHMAD RIZA WAD’ULLAH/M. NASIKHUDDIN, Jombang

TIAP kali hujan habis mengguyur, warga Desa Sukosari harus bersiap menyambut tamu tak diundang itu. Yang menyebarkan bau menyengat. Yang bisa membuat dada sesak.

’’Kena uapnya saja bisa bikin nerocoh (karena mata pedas), Mas,’’ kata Akbar, salah seorang warga desa di Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, itu kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Tamu ’’kurang ajar’’ tersebut datang dari punden (bangunan yang disakralkan) di belakang balai desa. Tidak dalam bentuk memedi atau genderuwo. Melainkan dalam bersak-sak karung sludge/slag (abu) aluminium.

Pemerintah desa mendatangkannya untuk memenuhi tanah di dalam kompleks punden. Juga jadi semacam jalan setapak menuju tempat tersebut.

Padahal, limbah abu itu termasuk B3 (barang beracun dan berbahaya). Tapi, keberadaannya bisa dengan gampang ditemukan di berbagai sudut desa. Selain di punden, ribuan sak sludge tersebut digunakan sebagai penahan tanah dan plengsengan saluran air.

Menurut Kepala Desa Sukosari Hadi Tanoyo, penggunaan limbah beracun yang berwarna abu-abu kehitaman itu berlangsung sejak 2016. Atas persetujuan warga. ’’Waktu itu kan ada yang menawari dan dia tidak memberi tahu kalau ini limbah. Karena masyarakat sudah setuju, ya saya manut saja,’’ ucapnya.

Puluhan ribu sak limbah beracun bertebaran di tiga kecamatan di Jombang, Jatim, digunakan untuk fondasi warung hingga menguruk situs purbakala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News