Putra Ma'ruf Amin: Santri Harus Punya Peran Mengantisipasi Bencana

Putra Ma'ruf Amin: Santri Harus Punya Peran Mengantisipasi Bencana
Ilustrasi santri di pondok pesantren. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, TASIKMALAYA - Wilayah Jawa Barat terbilang rawan bencana, khususnya gempa bumi. Hal itu yang membuat putra cawapres KH Ma'ruf Amin, Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin mengapresiasi pelatihan tanggap bencana yang digelar Aksi Santri Tanggap Bencana (ASTana) di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (1/3).

Gus Syauqi yang juga Pembina Master C19 Portal KMA mengajak masyarakat khususnya santri untuk turut mengedukasi tentang pentingnya mitigasi dan respon sigap dalam mengantisipasi bencana alam

“Astana harus meningkatkan perannya membantu masyarakat. Peran Astana tidak hanya membantu korban terdampak bencana, tapi juga mengedukasi warga di daerah rawan bencana untuk mengantisipasi dan mengurangi resiko dampak bencana,” papar Gus Oqi di hadapan ratusan santri, peserta pelatihan bertema Peran Santri dalam Tanggap Bencana.

Indonesia khususnya Jawa Barat, menurut Gus Oqi, menjadi salah satu wilayah yang dalam kajian para ahli vulkanologi dan mitigasi bencana, berpotensi bencana alam yang tinggi.

Sebab, sebagian besar wilayah Indonesia terkait secara langsung dengan proses geologi, seperti gempa bumi, longsor, vulkanik, liquifaksi, hingga banjir.

“Edukasi, mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, ini perlu dilakukan. Karenanya, kita mendukung seruan Presiden tentang perlunya kurikulum tanggap bencana dalam sistem pendidikan nasional. Astana harus ikut berperan di sini. Berbagi ilmu tanggap bencana kepada santri dan masyarakat,” terang dia.

Lebih lanjut, Gus Oqi mengungkapkan, ikhtiar mitigasi, antisipasi dan tanggap bencana yang dilakukan Astana, tidak hanya dalam bentuk edukasi atau pelatihan tanggap bencana, tapi juga dibarengi dengan upaya spiritual dengan berdoa kepada Allah SWT, agar dihindarkan dari bencana.

“Meningkatkan ikhtiar dan doa agar kita terhindar dari bencana, kalaupun ditakdirkan terdampak bencana, kita berdoa agar bisa mengamalkan ilmu dalam pelatihan ini agar mengurangi dampak bencana itu,” ujar Gus Oqi.

Edukasi, mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, ini perlu dilakukan. Karenanya, kita mendukung seruan Presiden tentang perlunya kurikulum tanggap bencana dalam sistem pendidikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News