Putri Mentaya, Umur Sehari Hendak Diajak Mudik Naik Kapal

Putri Mentaya, Umur Sehari Hendak Diajak Mudik Naik Kapal
Susi Susilawati menggendong Putri Mentaya di Polsek KPM, Sampit (11/6). Foto: BAHTIAR/Kalteng Pos/JPG

Persoalannya bagi Budiman dan Susi, persediaan uang mereka semakin tipis. Bekal dari kebun sebanyak Rp 3 juta sudah habis. Sebanyak Rp 2,8 juta di antaranya dipakai buat biaya persalinan. Karena itulah, Senin malam (18/6) mereka meninggalkan rumah sakit.

Nekat tentu saja. Apa daya, biaya perawatan yang kian membengkak jadi pertimbangan. Tapi, itu tadi, rencana mereka terganjal di pelabuhan.

Budiman sebenarnya bisa memahami alasan mengapa dilarang membawa bayinya berangkat. Tapi, di sisi lain, dia juga benar-benar bingung bagaimana menutup biaya. Hasil dia bekerja sudah habis. Perusahaan besar sawit tempat dia bekerja selama empat bulan terakhir juga tak memberinya THR (tunjangan hari raya).

Tapi, Budiman tetap berterima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan pertolongan. Sehingga Putri Mentaya bisa lahir sehat.

”Salah satunya pemilik mobil sayur yang sudah memberikan tumpangan gratis ke kami untuk sampai ke pelabuhan,” katanya. (*/ram/JPG/c9/ttg)


Kisah Putri Mentaya, nyaris lahir di kapal dan hampir dibawa berlayar saat masih berumur sehari, menuju kampung halaman.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News