Putri Mentaya, Umur Sehari Hendak Diajak Mudik Naik Kapal
Persoalannya bagi Budiman dan Susi, persediaan uang mereka semakin tipis. Bekal dari kebun sebanyak Rp 3 juta sudah habis. Sebanyak Rp 2,8 juta di antaranya dipakai buat biaya persalinan. Karena itulah, Senin malam (18/6) mereka meninggalkan rumah sakit.
Nekat tentu saja. Apa daya, biaya perawatan yang kian membengkak jadi pertimbangan. Tapi, itu tadi, rencana mereka terganjal di pelabuhan.
Budiman sebenarnya bisa memahami alasan mengapa dilarang membawa bayinya berangkat. Tapi, di sisi lain, dia juga benar-benar bingung bagaimana menutup biaya. Hasil dia bekerja sudah habis. Perusahaan besar sawit tempat dia bekerja selama empat bulan terakhir juga tak memberinya THR (tunjangan hari raya).
Tapi, Budiman tetap berterima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan pertolongan. Sehingga Putri Mentaya bisa lahir sehat.
”Salah satunya pemilik mobil sayur yang sudah memberikan tumpangan gratis ke kami untuk sampai ke pelabuhan,” katanya. (*/ram/JPG/c9/ttg)
Kisah Putri Mentaya, nyaris lahir di kapal dan hampir dibawa berlayar saat masih berumur sehari, menuju kampung halaman.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Direktur Utama Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu
- Balik Rantau, Pemprov Jateng Memfasilitasi 3.145 Pemudik dengan Bus Gratis
- Arus Balik Lebaran, Maskapai Pelita Air Capai OTP 95 Persen
- Lewat Cara Ini Kimia Farma Group Turut Sukseskan Mudik Lebaran 2024
- April 2024, Bandara Soekarno-Hatta Jadi Tersibuk di Kawasan Asia Tenggara
- Peduli Kesehatan, IBI Sebut Ibu Hamil dan Anak Perlu Air Mineral Berkualitas