Rakit Hulu
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - Musim ganti direksi BUMN sedang berlangsung. Juga ganti komisaris.
Bulan Juni memang batas akhir pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) perusahaan. UU Perseroan Terbatas (PT) menentukan itu. Tidak boleh lewat tanggal 30 Juni setiap tahunnya.
Dalam RUPS seperti itulah biasanya sekaligus diputuskan apakah ada direksi dan komisaris yang perlu diganti. Maka belakangan ini, setiap hari kita dibombardir berita siapa jadi direktur apa. Siapa yang diberhentikan. Siapa yang diangkat.
Ada juga orang yang jeli. Mereka menghitung: sudah berapa tentara yang masuk jajaran komisaris dan direksi BUMN. Ada juga yang mencatat: sudah berapa lulusan SMA Taruna Nusantara yang bersinar.
Yang juga jadi sorotan: para wakil menteri menjadi komisaris di berbagai BUMN. Ini tidak baru. Sejak dulu juga begitu. Maka banyak wakil menteri yang gajinya lebih besar dari menteri.
Gajinya sebagai wakil menteri sendiri amatlah kecil. Namun, gajinya sebagai komisaris, utamanya di BUMN besar, bisa tiga kali lebih besar dari gaji wakil menteri.
Waktu itu pun saya tidak iri melihat gaji wakil menteri saya lebih besar dari gaji saya sebagai menteri. Kan, dia tidak punya penghasilan lain selain dari wakil menteri dan komisaris.
Sedang saya, meski gaji sebagai menteri amat kecil, Rp 19 juta, masih punya penghasilan dividen dari berbagai saham saya.
Ada juga orang yang jeli. Mereka menghitung: sudah berapa tentara yang masuk jajaran komisaris dan direksi BUMN. Ada juga lulusan SMA Taruna Nusantara.
- Pakar Optimistis Kejagung Bisa Menembus Tembok Pelindung Riza Chalid
- KPK Soroti Defisit Anggaran dan Rawan Korupsi dalam Tata Kelola Pemkot Surakarta
- Kacau! KPK Beberkan Bobrok BRI: Skor Integritas Rendah hingga Rawan Korupsi
- Pertamina Menghormati Proses Hukum terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah
- Imbauan Pak Siswanto untuk ASN dan Honorer Penerima Uang Haram
- Jaksa Bawa 1 Koper Seusai Menggeledah Rumah Alex Noerdin