Ramai Isu Jaksa Agung Mundur, Peneliti BRIN: Bentuk Serangan Balik Koruptor & Oligarki

“Sebagian mungkin berspekulasi bahwa pemicunya dari persaingan internal (untuk jadi Jaksa Agung), namun yang patut diwaspadai adalah bila ternyata itu merupakan bentuk serangan balik koruptor atau oligarki,” ujarnya.
Ismail menyatakan fenomena serangan balik koruptor atau pihak yang terganggu dengan kerja Kejagung sudah berulang kali menimpa Kejagung.
Bentuk serangan tersebut mulai dari pemberitaan yang menyudutkan kejaksaan, pembunuhan karakter dan teror terhadap insan adhyaksa, termasuk pelaporan dan adu domba antar penegak hukum.
Terungkapnya kasus perintangan penyidikan, penuntutan hingga pengadilan dugaan korupsi PT Timah, impor gula dan ekspor crude palm oil (CPO) melalui perlawanan terorganisir pasukan pendengung atau buzzer memperkuat bukti perlawanan tersebut.
Bos buzzer M. Adhya Muzaki (MAM) menjadi tersangka dalam perkara yang menyeret pengacara Marcella Santoso (MS). Ia diduga menerima bayaran hampir satu miliar dari untuk menyerang Kejagung.
“Kita dukung gebrakan Kejagung selanjutnya, karena pesan Prabowo tegas tidak gentar dengan perlawanan koruptor,” kata Ismail.(ray/jpnn)
Peneliti Pusat Riset Bidang Hukum BRIN Ismail Rumadan menanggapi santernya isu pencopotan atau isu mundurnya Jaksa Agung ST Burhanuddin akhir-akhir ini.
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean
- Apresiasi Langkah Kejagung, Pakar: Penjara tak Buat Koruptor Jera
- Kabar Duka, Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Meninggal Dunia
- Bintang Empat
- ART Minta Jaksa Agung Bongkar Mafia Tambang di Sulteng
- Sherly Tjoanda Temui Jaksa Agung, Minta Pendampingan
- Catatan Politik Senayan: Efek Jera dan Melemahnya Militansi Memerangi Korupsi