Rawat Ruwat Ranu Jadi Even Wisata Berbasis Kearifan Lokal

Rawat Ruwat Ranu Jadi Even Wisata Berbasis Kearifan Lokal
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Foto: wikipedia

jpnn.com, LUMAJANG - Bromo Tengger Semeru (BTS), satu dari 10 destinasi prioritas yang oleh Menpar Arief Yahya dijuluki 10 Bali Baru, terus bergerak.

Setelah menggelar event ‘Menari di Atas Awan’ di puncak B-29 kawasan TN BTS, lembaga peduli lingkungan Laskar Hijau bersama Disparbud Lumajang menggelar Rawat Ruwat Ranu.

Geliat event yang meramaikan pariwisata di Kabupaten Lumajang yang bersumber dari partisipasi masyarakat kembali akan digelar.

Event yang digelar pada Sabtu (20/5) di Ranu Klakah, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah ini, selain menyambut bulan suci Ramadan, juga merupakan kampanye pelestarian lingkungan melalui jalan kebudayaan.

"Meski even ini baru pertama digelar, namun Pemkab Lumajang mendukung sepenuhnya. Karena ini adalah bagian dari wisata budaya yang berangkat dari kearifan lokal,’’ kata Deni Rohman, Kadisparbud Lumajang.

Menurut Deni, even ini selain untuk kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan di kawasan ranu atau danau juga untuk menggali potensi wisata di Lumajang. Oleh karena dari pelestarian lingkungan itu, maka akan muncul objek wisata yang menarik minat wisatawan untuk datang.

‘’Kalau danaunya kering. Apa yang menarik bagi wisatawan. Lagi pula bila danau kering, tentu akan berpengaruh pada lingkungan sekitarnya. Karena itu Pemda mendukung sekali even ini,’’ ujarnya.

Kegiatan ini sebenarnya pernah dilakukan di tempat yang sama oleh Laskar Hijau sejak tahun 2006 - 2010 dengan title "Maulid Hijau" di Ranu Klakah, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah. Bedanya, kali ini panggung yang digunakan mengapung di atas air dengan ukuran 20x10 meter.

Bromo Tengger Semeru (BTS), satu dari 10 destinasi prioritas yang oleh Menpar Arief Yahya dijuluki 10 Bali Baru, terus bergerak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News