Rohingya Terus Mengungsi, Pemuka Agama Sibuk Pamer Kerukunan

Rohingya Terus Mengungsi, Pemuka Agama Sibuk Pamer Kerukunan
Sejak pekan lalu, sudah puluhan ribu etnis Rohingya mengungsi dari Negara Bagian Rakhine. Foto: AP

jpnn.com, YANGON - Gelombang pengungsi terus berjalan saat Myanmar melakukan doa bersama kemarin, Selasa (10/10). Pemerintah menyebutnya upaya rekonsiliasi pertama.

Sekitar 30 ribu warga memadati Stadion Sepak Bola Kyite Ka San di Kota Yangon. Para biksu Buddha, pendeta Hindu, biarawati Katolik, dan ulama muslim duduk di deretan kursi bagian depan.

Di belakang mereka, ribuan warga sipil dari Yangon dan sekitarnya duduk sambil bercakap-cakap satu sama lain. Di podium, para pemuka agama bergantian menyampaikan ceramah mereka tentang kerukunan.

”Bebaskan diri kita dari keinginan untuk saling membunuh, saling menyiksa, dan saling menghancurkan satu sama lain,” kata Iddhibala, salah seorang biksu Buddha senior di Yangon.

Setelah ceramah, dia lantas turun dari podium dan menyalami Hafiz Mufti Ali. Selanjutnya, giliran Ali yang berceramah. Ulama muslim itu menggarisbawahi pentingnya mempertahankan persatuan sambil bekerja sama.

”Seluruh penduduk harus bisa hidup dengan rukun. Menjalani hidup dengan bebas, mengenyam pendidikan dengan bebas, dan menganut agama dengan bebas adalah kebutuhan fundamental seluruh masyarakat negeri ini,” kata Ali.

Seluruh warga yang mendengar ceramah tersebut langsung menyambutnya dengan anggukan. Beberapa yang lain bertepuk tangan.

Kemarin sebagian besar massa mengusung gambar Aung San Suu Kyi, sang pemimpin tertinggi Myanmar yang menjabat penasihat negara.

Pemuka 4 agama berkumpul di ibu kota Myanmar dalam acara rekonsiliasi nasional, sementara ratusan Rohingya terus terusir setiap harinya

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News