Rotasi Makam Muslim Ala Durban

Catatan Dani Nur Subagiyo, Durban

Rotasi Makam Muslim Ala Durban
KUBURAN - Salah satu sisi di pemakaman muslim yang berada di West St, Durban, Afsel, dengan latar belakang jalan layang. Foto: Youmook/Flickr.
Sekalipun sudah membaca doa, saya sedikit merinding juga memasuki pemakaman. Apalagi tidak ada seorang pun yang terlihat di dalam pemakaman. Setelah hati sedikit tenang, saya berjalan masuk ke dalam melewati jalan selebar satu meter. Di ujung jalan ada kotak amal plus papan pengumuman yang memajang sedikit cerita tentang pemakaman Verulam.

Tidak disebutkan kapan pemakaman itu mulai ada di Verulam. Muhammed pun tidak bisa memastikan. Dari secuil cerita di papan pengumuman itu, hanya disebutkan bahwa areal pemakaman sebenarnya luas, tapi makin menyempit karena erosi tanah dan pembangunan jembatan layang di Verulam pada 1971.

Di dekat papan pengumuman, terdapat pohon besar yang disekelilingnya bisa dibuat untuk tempat duduk. Ada pula dua tempat duduk dan satu meja berkeramik di dekat pohon itu. Di dalam pemakaman, saya juga melihat sebuah rumah untuk penjaga pemakaman atau biasa disebut juru kunci.

Sayang, saya tidak menemukan si juru kunci di dalam rumah. Keadaan rumah begitu sepi. Satu yang pasti, ada kehidupan di rumah itu, karena terlihat jemuran pakaian dan kipas angin menyala di dalam rumah. Ketika tengah memperhatikan sekeliling rumah, saya dikejutkan dengan kedatangan seorang anak laki-laki. Dia menuju pemakaman yang paling depan atau paling baru dimakamkan.

JARAK Bandara King Shaka ke pusat kota Durban terbilang jauh, yakni 35 km. Jika kondisi jalan sepi, perjalanan bisa memakan waktu setengah jam. Namun,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News