Rotasi Makam Muslim Ala Durban

Catatan Dani Nur Subagiyo, Durban

Rotasi Makam Muslim Ala Durban
KUBURAN - Salah satu sisi di pemakaman muslim yang berada di West St, Durban, Afsel, dengan latar belakang jalan layang. Foto: Youmook/Flickr.
"Saya berziarah ke makam kakek saya. Beliau baru meninggal Selasa (15/6) lalu. Saya datang berziarah bersama keluarga," kata Saif Ghazali (10), si bocah laki-laki itu.

Saif datang bersama ayah, ibu dan kakak perempuannya. Mereka warga asli Durban. Ahmed Ghazali, ayah Saif, mengaku datang berziarah seminggu sekali, atau kadang dua minggu sekali. Ketika ditanya tentang sejarah pemakaman itu, ia pun menyebutnya sudah sangat tua.

"Pemakaman ini sudah sangat lama. Mungkin dua generasi sebelum saya. Kalaupun masih terlihat tanah lapang, itu karena dilakukan semacam rotasi makam. Jadi, makam lama digali lagi, untuk kemudian diisi makam baru," urai Ahmed.

Untuk memilih makam lama yang akan digali lagi, sudah dilakukan penghitungan khusus. Artinya, hanya makam berusia minimal 30 tahun yang digali lagi, sehingga tidak ditemukan adanya tulang belulang manusia. (ang)
Berita Selanjutnya:
Moses Mabhida Lebih Nyaman

JARAK Bandara King Shaka ke pusat kota Durban terbilang jauh, yakni 35 km. Jika kondisi jalan sepi, perjalanan bisa memakan waktu setengah jam. Namun,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News