Sadis, Cara Tentara Myanmar Memperlakukan Perempuan Rohingya

Sadis, Cara Tentara Myanmar Memperlakukan Perempuan Rohingya
Wanita Rohingya mengungsi dari daerah konflik di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Foto: AFP

jpnn.com, COX’S BAZAR - Laman The SUN memajang sejumlah foto perempuan Rohingya yang menjadi penyintas dari aksi-aksi brutal tentara Myanmar. Beberapa di antaranya adalah perempuan yang tak hanya kehilangan keluarganya, tapi juga diperkosa.

Salah satu perempuan yang menjadi penyintas dan adalah Suanara. Perempuan 25 tahun itu meninggalkan rumahnya di Myanmar setelah tentara di negeri Aung San Suu Kyi tersebut menyerang desanya.

Anak laki-laki Suanara tewas akibat disembelih oleh tentara Myanmar. Sedangkan Suanara yang sedang hamil delapan bulan tak luput dari sasaran perkosaan.

Beberapa hari kemudian setelah peristiwa keji itu, bayi yang dikandung Suanara terlahir secara prematur. Nahas, bayinya tak selamat.

Suanara adalah satu dari empat perempuan Rohingya yang berani bicara terbuka tentang pengalamannya saat berada di bawah cengkeraman pasukan keamanan Myanmar. Yang tak kalah mengejutkan, lebih dari separuh perempuan Rohingya korban kekerasan seksual yang kini berada di kamp pengungsi di perbatasan Bangladesh berusia di bawah 18 tahun.

Korban lainnya adalah Roshida Begum (22) yang juga menggambarkan betapa kejamnya tentara Myanmar. Bayi laki-laki Roshida yang baru berumur 25 hari dihabisi oleh tentara Myanmar dengan cara keji.

Tentara di negeri yang sebelumnya bernama Burma itu membanting bayi kandung Roshida. Peristiwa keji itu berlangsung di hadapan Roshida.

Tentara Myanmar juga membakar desa tempat tinggal Roshida. Rumahnya dilempari bom bensin.

Tentara Myanmar bertindak tanpa perikemanusiaan lagi dalam memperlakukan warga Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News