Pembunuhan Sekeluarga di Deliserdang

Sadis, Para Korban Diikat Lalu Dibuang Hidup-hidup ke Sungai

Sadis, Para Korban Diikat Lalu Dibuang Hidup-hidup ke Sungai
Petugas membopong seorang tersangka pembunuh keluarga Muhajir saat akan dipaparkan di Mako Brimob Jalan Wahid Hasyim Medan, Senin (22/10). Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POSDIBOPONG

Terakhir, diketahui tersangka AH yang ditembak mati kabarnya juga pernah melakukan perampokan dan pembunuhan di Asahan pada 2005. Namun, saat itu dia tidak berhasil ditangkap aparat kepolisian.

Sementara itu, tersangka R yang turut dihadirkan dalam konferensi pers tersebut mengaku menyesal telah ikut membantu AH melakukan pembunuhan berencana itu. Ia mengatakan, mereka merencanakan pembunuhan sadis itu dua hari sebelum aksi pembunuhan tersebut. Dia mengatakan, saat hendak dibuang, Suniati dan Solihin belum tewas.

“Seingat saya, yang sudah tewas waktu itu Muhajir, istri dan anaknya belum ketika kami buang mereka di sungai,” ujarnya.

Lebih jauh, R yang tampak kesakitan dengan luka tembak di kaki kirinya mengaku menyesal telah ikut dalam aksi itu. Sembari menangis, dia meminta maaf kepada keluarga korban. “Kepada semuanya, masyarakat dan keluarga korban saya meminta maaf,” ungkapnya.

Menurutnya, keikutsertaan dirinya dalam pembunuhan itu karena AH merupakan teman sekampungnya ditambah lagi dia orang yang ditakuti. “Apalagi kami sering diejek sama istrinya itu, gajah we teko, artinya gajah datang. Saya balas ejek mereka tuyul,” ceritanya.

Polisi pun mengamankan satu unit mobil, sepedamotor, pistol rakitan yang digunakan untuk membunuh dan membuang korban. Sementara para tersangka dikenakan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup. (dvs)


Sebuah fakta mengejutkan terungkap dari kasus pembunuhan sekeluarga di Deliserdang, Sumatera Utara.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News