Saiful Diseret Ibunya, Teriak Minta Ampun Tetap Dihajar

Saiful Diseret Ibunya, Teriak Minta Ampun Tetap Dihajar
Ani Musyrifah (biru berhijab) saat dikeler petugas di Polres Kabupaten Malang, setelah membunuh anak kandungnya, Saiful Anwar. Foto: Farik FajarwatiRadar Kanjuruhan

jpnn.com - Ani Musrifah (40), perempuan warga Dusun Tempur, Desa Pagak, Kabupaten Malangi, Jatim, tega menghajar anak kandungnya, Saiful Anwar (8), hingga tewas.

FARIK FAJARWATI

Mendung tebal yang menggelayut di langit Dusun Tempur, Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Kamis (21/6) siang seakan mewakili duka yang ditanggung Marliyat.

Pria 40 tahun ini adalah ayah Saiful Anwar, bocah malang yang meregang nyawa di tangan ibu kandungnya sendiri Rabu (20/6) lalu. Dengan tatapan mata kosong, ia duduk bersila di teras depan rumahnya.

Hanya sembab dan sisa air diujung matanya menjadi tanda ayah dua anak ini masih bersedih atas kepergian putra sulungnya. Kedua tangannya terus mendekap erat bocah laki-laki yang duduk di pangkuannya, seperti takut kehilangan untuk kedua kalinya.

Bocah laki-laki itu adalah adik Saiful, putra pertamanya. Usianya tujuh tahun, hanya selisih setahun dengan Syaiful. Ditemani beberapa kerabat dan tetangganya, Marliyat masih tak percaya anak sulungnya tak berumur panjang.

Saiful tewas setelah dihajar ibunya. Gara-garanya diduga korban menggunakan uang milik pelaku tanpa izin untuk membeli layang-layang. Emosi pelaku memuncak setelah korban pulang dari bermain layang-layang dalam kondisi badan dan bajunya kotor. Ibu yang tengah kalap itu lantas memukuli korban secara membabi buta.

Meski keesokan harinya Syaiful mengalami pusing dan muntah hingga tiga kali namun hal itu diabaikan Ani. Saat anaknya kejang dan kritis, Ani baru meminta bantuan tetangga, namun nyawa sang anak tak tertolong.

Ani Musrifah, warga Kabupaten Malang, menyeret dan menghajar anak kandungnya, Saiful Anwar, hingga tewas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News