Satu Keluarga Dihajar Tsunami saat Mancing di Tengah Laut

Satu Keluarga Dihajar Tsunami saat Mancing di Tengah Laut
Kecamatan Sumur, Pandeglang jadi lokasi yang paling parah terdampak tsunami Selat Sunda, Selasa (25/12). Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS

jpnn.com - Iik, 60, warga Desa Margasari, Pasawahan, Purwakarta, menjadi korban tsunami yang menerjang pesisir Banten, Sabtu (22/12).

Dia ketika itu tengah memancing ikan di tengah laut usai menjenguk sanak saudaranya di Desa Labuan, Pandeglang.

Cerita bermula ketika akhir pekan lalu (22/12), Iik bersama keluarganya pergi ke Banten untuk menengok ibunya. Selepas bersilaturahmi, Iik bersama anak dan saudaranya Tio, 29, Novan, 23, Cipto Santoso, 25, Ujang Edi, 25, Dadang, 19, memutuskan memancing ikan.

Namun nahas, saat memancing ke sekitar Pulau Popole, Pandeglang, Banten, Tsunami terjadi di wilayah tersebut.

"Diajak mancing sama saudara, naik perahu ke tengah laut. Setibanya di lokasi (tengah laut) sekitar pukul 21.00 WIB," kata Iik saat bercerita di depan rumahnya sebagaimana dilansir RMOL Jabar (Jawa Pos Grup), Kamis (27/12).

"Sebelum jangkar perahu diturunkan kami lihat ombak tsunami. Sebelum itu ada suara gemuruh dan lahar terlihat dari arah Gunung Anak Krakatau sama kilatan-kilatan petir," lanjut Iik.

Setelah itu, hal yang ditakutkannya terjadi. Gulungan ombak besar menghantam perahunya. Dia dan keluarganya tergulung ombak, hingga perahu yang digunakannya terbalik. Bahkan hingga menutup ruang gerak Cipto dan Ujang saat tenggelam.

Namun keduanya selamat, saat ada ombak tinggi susulan datang yang membalikan perahu ke posisi normal.

Iik dan keluarganya digulung tsunami Banten saat sedang memancing di tengah laut, terdampar di pulau tanpa penghuni.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News