Satwa Kebun Binatang Surabaya Perlu Tes DNA

Satwa Kebun Binatang Surabaya Perlu Tes DNA
Satwa Kebun Binatang Surabaya Perlu Tes DNA

jpnn.com - SURABAYA - Satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) tidak memiliki catatan silsilah yang runtut dan jelas. Padahal, data tersebut amat penting untuk menjaga agar satwa tidak kawin dengan kerabat dekatnya atau inbreeding. Itu bisa membuat kualitas satwa buruk.

Persoalan tersebut memang sedang menghantui KBS yang dihuni tidak kurang dari 3.400 satwa dengan 191 spesies. Direksi Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS sedang mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Direktur Operasional PDTS KBS Aschta Nita Boestani Tajudin menuturkan, salah satu cara untuk mengatasi data silsilah yang masih bermasalah itu adalah dengan tes DNA. Tes tersebut bisa memastikan hubungan kekerabatan antarsatwa. "Kalau sudah terpilah, kami lebih mudah menyusun manajemen breeding," ujar dia kemarin (17/10).

Dia menyebutkan, yang paling mendesak untuk diketahui silsilahnya adalah kelas mamalia. Misalnya, orang utan yang tidak diketahui asal usulnya, apakah termasuk orang utan Kalimantan ataukah Sumatera.

Namun, tes DNA itu dirasa cukup mahal. Aschta menuturkan, biaya untuk satu sampel tes bisa sampai USD 25-30 atau sekitar Rp 400 ribu. "Kami sedang merintis rencana matang untuk melakukan tes DNA itu secara bertahap," ujar lulusan Edinburgh University, Inggris, tersebut.

Kebutuhan terhadap silsilah satwa itu semakin mendesak terkait dengan kelahiran sejumlah satwa di KBS. Sebab, semakin banyaknya jumlah satwa dari perkawinan di dalam KBS itu dikhawatirkan membuat hubungan kekerabatan semakin dekat. Semestinya, ada pertukaran satwa dengan kebun binatang lain untuk menjamin keberlangsungan satwa.

Yang terbaru, anoa koleksi KBS bernama Wendy melahirkan pada Rabu (15/10) pukul 18.30. Kelahiran tersebut menambah koleksi satwa endemis Sulawesi yang mirip kerbau itu menjadi enam ekor. 

Humas KBS Agus Supangkat menambahkan, selain anoa, ada siamang yang baru melahirkan. Dia menyebutkan, siamang berwarna itu lahir pada 4 Oktober lalu. "Agak tidak terlihat karena anaknya kecil dan bergelayutan di tubuh si induk," ungkapnya. (jun/mas/dos)


SURABAYA - Satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) tidak memiliki catatan silsilah yang runtut dan jelas. Padahal, data tersebut amat penting


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News