SBY 'Curhat' di Depan Tentara

SBY 'Curhat' di Depan Tentara
SBY 'Curhat' di Depan Tentara
JAKARTA - Pemerintahan SBY yang kedua hampir memasuki 100 hari. Di sisi lain, Pansus Angket Century DPR RI belum menyimpulkan keputusannya, terkait kasus skandal bailout Rp 6,7 triliun. Kasus ini pun terus menggelinding. Ancaman demo besar-besaran mengepung istana pada 28 Januari 2010 nanti bahkan telah muncul. Lantas, apa yang dilakukan Presiden SBY?

Hari ini, Senin (25/1), Presiden SBY justru berbicara banyak di depan tentara. Persisnya, SBY melontarkan 'curhat'-nya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan Nasional Tentara Nasional Indonesia (TNI), di aula gedung Gatot Soebroto, Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Statement SBY terkait kasus Century itu, dikaitkannya dengan sistem presidensial yang tidak mengenal mosi tidak percaya dan Presiden tidak bisa membubarkan parlemen. "Persoalan Century, kita harus melihat keadaan waktu itu. Jangan samakan dan jangan bayangkan situasi seperti sekarang, Januari 2010, ketika Pansus DPR sedang bekerja. Mari kita buka kembali akhir 2008. Baca kembali suratkabar, majalah dan statement. Ini penting, agar kita memiliki pemahaman yang sama," ungkap SBY.

Pada Oktober-Nopember 2008, lanjut SBY, undang-undang memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono bersama jajarannya, untuk mengatasi masalah perekonomian dan perbankan di tanah air. "Mereka bekerja untuk apa? Ya, untuk mengatasi masalah. Undang-undang memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia untuk membuat kebijakan mengatasi permalasahan perekonomian dan perbankan, termasuk terhadap Bank Century," ungkapnya.

JAKARTA - Pemerintahan SBY yang kedua hampir memasuki 100 hari. Di sisi lain, Pansus Angket Century DPR RI belum menyimpulkan keputusannya, terkait

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News