Sejarah Garam dalam Legenda Aji Saka

Sejarah Garam dalam Legenda Aji Saka
Tambak garam di Jawa zaman Hindia Belanda. Foto: Dok. Tropenmuseum.

jpnn.com - BEKAL pengetahuan untuk para agen garam, pemerintah Hindia Belanda memakai legenda Aji Saka. Bagaimana kisahnya?  

Wenri Wanhar & Yudi Anugrah N

Sesosok lelaki bertubuh ular ke istana Medangkamulan. Prabu Aji Saka terperanjat. Baruklinting—begitu dia punya nama--mengaku sebagai putra Sang Prabu.

Melihat Baruklinting, ingatan Aji Saka melambung pada peristiwa sekian tahun sebelumnya. Ketika dirinya singgah di sebuah gubuk, di tengah hutan.

Waktu itu, Aji Saka menitipkan sebilah pisau kepada seorang gadis anak seorang petani seraya berpesan, jangan sesekli memangku pisau itu.

Rupanya, tanpa disengaja, si gadis melanggar larangan. Tangkai pisau mendadak sirna. Gadis itu pun hamil, kemudian melahirkan Baruklinting.

Lantaran enggan mengakui Baruklinting sebagai sang anak, Aji Saka mencari akal.

Dia menitah syarat. Jika mau diaku anak, Baruklinting harus membawakan kepala buaya putih, musuh bebuyutan Aji Saka, beserta air laut.

BEKAL pengetahuan untuk para agen garam, pemerintah Hindia Belanda memakai legenda Aji Saka. Bagaimana kisahnya?  

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News