Selain di Porong, ada Semburan Lumpur juga di Buncitan

Selain di Porong, ada Semburan Lumpur juga di Buncitan
Semburan lumpur di Buncitan. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Sebelum adanya semburan lumpur Lapindo di Porong, sebenarnya ada semburan serupa di Dusun Kampung Baru, Desa Buncitan, Sedati. Kini semburan di Buncitan tersebut lebih ramai dikunjungi warga untuk objek foto.

Dari pantauan Jawa Pos di lokasi kemarin (16/9), semburan lumpur di Buncitan tidak besar. Hanya tampak gelembung-gelembung kecil. ''Tidak ada kadar minyaknya. Jadi tidak berbahaya,'' kata Ahmad Saiful Munir, penjaga Candi Tawangalun di Desa Buncitan, Sedati.

Titik semburan memang dekat dengan lokasi wisata Candi Tawangalun. Kondisi tanah di sekitarnya terlihat gersang. Rerumputan kering dengan warna kecokelatan. Tidak banyak pohon yang tumbuh. Menurut Saiful, setahun lalu kawasan sekitar candi masih asri. Ada rumput hijau di sekeliling jalan setapak. ''Banyak orang yang ambil spot foto di situ,'' tuturnya.

Soal asal semburan air berlumpur, pria 48 tahun itu menyebut sudah lama. Bahkan jauh sebelum lumpur Lapindo muncul. Dulu, lokasi tersebut merupakan gunung kecil. Di kawasan itu memang sering keluar air, tetapi terbendung hingga berbentuk kolam. ''Namanya umbalan. Dulu, pernah dibuat mandi air hangat,'' paparnya.

Kondisi tersebut mulai berubah setelah ada pengerukan tanah. Banyak orang yang mengambil tanah untuk pembangunan. Karena itu, area tersebut mulai tidak rata dan muncul beberapa titik baru semburan air berlumpur.

Sementara itu, Kepala Desa Buncitan Slamet mengatakan bahwa fenomena semburan air berlumpur tersebut terjadi sejak 80-an. Airnya asin lantaran banyak kandungan garam di dalamnya. ''Banyak mahasiswa yang telah mengambil sampel lumpur. Anak-anak SD juga kadang datang, lumpurnya dibuat mainan patung-patungan,'' ungkapnya.

Slamet mengatakan, Dusun Kampung Baru memang terbilang lokasi yang sulit air. Permukaan tanahnya berada di dataran yang cukup tinggi. Air dari PDAM pun sulit mengalir. Namun, pihak desa sudah membuatkan sumur bor sehingga bisa membantu kebutuhan air warga. (oby/c15/hud)

Sementara itu, Kepala Desa Buncitan Slamet mengatakan bahwa fenomena semburan air berlumpur tersebut terjadi sejak 80-an. Airnya asin.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News