Sentimen Publik terhadap Perpanjangan Masa Jabatan Kades Sangat Buruk

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES) Wijayanto menyoroti sentimen publik terhadap wacana perpanjangan masa jabatan kepala desa atau kades.
Wija -sapaan Wijayanto menyebut rencana perpanjangan masa jabatan kades melalui revisi UU Desa menjadi isu politik yang paling banyak mendapat perhatian publik.
Persentase percakapan publik terkait isu itu mencapai 42.581 dalam sepekan terakhir, yakni dari tanggal 19-25 Januari 2023.
Perbincangan soal isu tersebut melibatkan 32.134 pengguna media sosial.
Sementara isu penundaan pemilu, dalam durasi 7 hari (18-24 Januari 2023) diperbincangkan dalam 1.951 percakapan dan melibatkan 1.771 pengguna media sosial.
"Sentimen publik terhadap isu ini (perpanjangan masa jabatan kades ternyata sangat buruk. Ini seharusnya menjadi catatan untuk pengambil kebijakan dalam satu negara demokrasi,” kata Wija.
Hal itu disampaikannya Wija dalam diskusi publik bertajuk “Dinamika Politik Menuju 2024: Apa Kata Big Data?”, disiarkan di kanal YouTube LP3ES Jakarta, dipantau dari Jakarta, Minggu (5/2).
Dia menyampaikan bahwa 35,8 persen perbincangan mengenai perpanjangan masa jabatan kades dikaitkan dengan wacana penundaan pemilihan umum.
LP3ES menyebut sentimen publik terhadap rencana perpanjangan masa jabatan kades sangat buruk. Dua tokoh ini menjadi sorotan.
- Sempat Buron, Pria Ini Akhirnya Ditangkap di Rokan Hulu, Korbannya Kepala Desa
- Kalah Suara, Calon Kades Serang Anggota DPRD Sukabumi Pakai Senapan
- Simak! Begini Arahan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati untuk Kades Seluruh Indonesia
- Momen Megawati Mengajarkan Kepala Desa Cara Bersikap Saat Salam Pancasila
- Budiman Sudjatmiko Bakal Kawal Revisi UU Desa Meski Tidak Berada di DPR
- Kades Beramai-ramai Kembalikan Duit Dana Desa Bermasalah ke Kejaksaan, Sebegini Nilainya