Seperti Inilah Calon Pilot Lion Air Menjalani Simulasi

Seperti Inilah Calon Pilot Lion Air Menjalani Simulasi
Sejumlah awak kabin Batik Air saat melakukan latihan Crew Member Evakuasi di Angkasa training center Balaraja, Tangerang, Banten, Senin (12/11/2018). Foto: Issak Ramdhani/jawapos.com

Dalam tes tersebut, Jawa Pos berkesempatan duduk di kursi instruktur di belakang dua pilot. Sementara itu, Soejono berdiri mempersiapkan skenario di layar. Sembari menjelaskan bahwa manuver dan kemiringan pesawat memiliki batas.

Untuk pitch down (menunduk) adalah 10 derajat, sedangkan pitch up (mendongak) maksimum 20 derajat. Untuk yaw (miring kanan/kiri), pesawat tidak boleh melebihi 30 derajat. ”Sekarang kita coba hidungnya turun 30 derajat, kemiringannya sampai mendekati 90 derajat,” jelas Soejono.

Senin lalu itu Lion Air mengundang media, termasuk Jawa Pos, ke fasilitas mereka untuk memperlihatkan komitmen maskapai tersebut kepada standar keamanan penerbangan. Lion Air memang tengah jadi sorotan menyusul jatuhnya pesawat mereka bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang pada 29 Oktober. Pesawat nahas tersebut mengangkut total 189 penumpang dan kru.

Tes yang dijalani Regi dan Gustiar hanyalah salah satu di antara puluhan jam sesi simulasi yang harus dilakoni calon pilot di ATC, Bandara Mas. ATC memiliki total sembilan simulator.

Perinciannya, 5 simulator pesawat Boeing 737 Next Generation Family (NG), 2 simulator pesawat ATR 72, dan 2 simulator Airbus A320. Itu menjadikan ATC pusat pelatihan penerbangan dengan fasilitas terlengkap di Indonesia.

Direktur ATC Dibyo Soesito sempat mengajak awak media berkeliling. Mengunjungi 30 hektare fasilitas pusat pelatihan dan perumahan karyawan Lion City di Balaraja, Tangerang, itu.

Di kota mini tersebut berbagai fasilitas pelatihan dibangun. Mulai untuk pramugari, karyawan, mekanik, sampai pembuatan makanan. Sementara itu, di Bandara Mas, dekat Soekarno-Hatta, ada fasilitas khusus training pilot.

Dibyo mengungkapkan bahwa pelatihan di ATC telah memiliki approval standard. Baik dari pemerintah Indonesia, Malaysia, maupun otoritas penerbangan internasional. Misalnya, Federal Aviation Administration (FAA/Amerika Serikat) dan European Civil Aviation Conference (ECAC/Eropa).

Setelah lewati seluruh tes dan menjalani puluhan sesi simulasi, calon pilot Lion Air 100 Jam berikutnya jadi pilot peninjau.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News