Sepertinya Jenderal Gatot Cari Perhatian demi Citra Politik

Sepertinya Jenderal Gatot Cari Perhatian demi Citra Politik
Gatot Nurmantyo semasa masih menjabat Panglima TNI bersama pengusaha Tommy Winata saat melepas harimau sumatera bernama Mulli (anak gadis) di Tambling, Pesisir Barat, Lampung. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Setara Institute Hendardi menilai Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sedang mencari perhatian publik dengan melontarkan isu pembelian 5 ribu pucuk senjata oleh institusi non-militer. Bahkan, Hendardi menyebut Gatot sudah melanggar kepatutan dengan mengumbar informasi intelijen.

"Karena penyampaian informasi intelijen di ruang publik juga menyalahi kepatutan," ujar Hendardi dalam keterangannya kepada JawaPos.com, Senin (25/9).

Hendardi juga menyinggung pernyataan Gatot yang akan menyerbu institusi lain jika rencana pengadaan 5.000 senjta api itu dilanjutkan. Menurutnya, ancaman itu sudah merupakan pelanggaran serius atas Pasal 3 dan Pasal 17 UU 34/2004 tentang TNI yang mengatur kebijakan pengerahan dan penggunaan kekuatan angkatan perang menjadi kewenangan presiden.

Lebih jauh Hendardi menilai Gatot menjadi teladan buruk bagi prajurit TNI yang selama ini didisiplinkan untuk membangun relasi kuat dan baik dengan Polri akibat tingginya frekuensi konflik antar-dua institusi itu. "Alih-alih menjadi teladan, Panglima TNI justru membawa prajurit TNI dalam konflik kepentingan serius yang hanya menguntungkan diri Panglima TNI," katanya.

Hendardi menambahkan, upaya Gatot mencari perhatian bukan hanya dengan melempar isu soal pembelian 5.000 senpi oleh institusi nonmiliter. Sebab, Gatot juga getol melontarkan pernyataan yang bernada permusuhan dan destruktif, termasuk soal pemutaran film Pengkhianatan G 30 S/PKI.

"Panglima TNI bermanuver dengan mencari musuh-musuh baru, bukan untuk tujuan kepentingan bangsa tetapi untuk kepentingan politik jangka pendek bagi dirinya," ungkapnya.

Oleh sebab itu Hendardi menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar lebih berhati-hati lagi dalam mengambil sikap atas Panglima TNI. Sebab, Gatot sedang mencari momentum untuk memperkuat profil politik bagi dirinya.

"Sehingga cara-cara politik yang tidak etis yang sedang diperagakannya secara perlahan menjadi layu sebelum berkembang," pungkasnya.(cr2/JPC)


Seharusnya Panglima TNI tidak membuat pernyataan yang destruktif dan mengundang permusuhan. Manuver Gatot pun diduga sebagai upaya mencari perhatian.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News