Sering Makan Ikan Asin Bisa Picu Penyakit Kanker?

Sering Makan Ikan Asin Bisa Picu Penyakit Kanker?
Pedagang ikan asin. Foto: radartegal.com

“Lagi pula, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh multifaktoral. Penyebabnya tak cuma satu. Jadi, selain ikan asin yang berpengawet kimia berbahaya, bisa juga karena dia gemar makan makanan berpengawet lainnya dan memiliki kebiasaan merokok. Kalau keluarganya ada riwayat kanker, risiko itu pun semakin tinggi,” jelas dr. Devia.

Makanan tinggi garam bisa merusak kesehatan

Jika Anda termasuk penggemar ikan asin, coba teliti lagi ikan yang selama ini Anda beli. Dokter Devia menyarankan Anda untuk mulai mengurangi frekuensi serta jumlah konsumsinya ikan asin. Sebab, bagaimanapun juga, ikan asin adalah makanan tinggi garam yang tidak baik untuk tekanan darah Anda bila dikonsumsi terlalu sering.

Garam memang dibutuhkan tubuh, tetapi jika dikonsumsi berlebih dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Untuk itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan untuk tidak mengonsumsi garam lebih dari 5 gram setiap harinya. Sedangkan, untuk ikan asin yang diolah dalam kemasan, biasanya membutuhkan sekitar 30 kilogram garam per 100 kilogram ikan asin.

Lalu, ada juga penelitian yang menyebutkan adanya peningkatan risiko kanker pada responden yang banyak mengonsumsi ikan asin dan makanan yang diasinkan lainnya. Hal ini diduga akibat adanya kandungan bahan karsinogenik N-nitroso yang terbentuk dari pengawet nitrat atau nitrit yang terkandung dalam makanan asin tersebut.

Dengan demikian, benar bahwa ikan asin dapat menyebabkan kanker bila prosesnya menggunakan bahan pengawet kimia berbahaya. Namun ingat, ikan asin hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang mencetuskan sel kanker, sehingga Anda juga mesti menghentikan pola hidup tak sehat lainnya.(MS/RVS/klikdokter)


Ikan asin biasanya dibuat dari beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus atau tenggiri. Proses pengawetannya dibuat dengan menggunakan garam dalam jumlah banyak, sehingga dapat disimpan di suhu ruangan selama berbulan-bulan.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News