Serunya Belajar Perkalian Menggunakan Luper

Serunya Belajar Perkalian Menggunakan Luper
Luper hasil karya mahasiswa UM Surabaya. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Empat mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berhasil menciptakan luper (telur perkalian). Dengan media ini, belajar matematika jadi lebih menyenangkan.

Media itu dipamerkan di acara kuliah umum di auditorium Gedung At Tauhid kemarin (14/1). Karya tersebut dirancang Salsabila Faidah Paramita Wardani, Andista Mayangsurya, Andrieany Setyawati, dan Zul Hanifah Suwarno. Mereka mendesain seperti peternakan ayam. Terdiri atas 100 ayam yang disusun menjadi persegi empat. Hasil karya itu dibuat dari bahan daur ulang.

Andrieany menyatakan, media belajar tersebut dirancang untuk memudahkan murid kelas IV SD belajar perkalian. Sebelumnya, timnya melakukan penelitian langsung ke sekolah-sekolah. Pada saat proses belajar perkalian, banyak siswa yang sulit belajar. ''Mereka merasa sulit dengan metode pembelajaran biasa,'' katanya.

Karena itu, dia bersama ketiga temannya berusaha menciptakan media belajar yang unik dan menarik untuk perkalian. Konsep peternakan ayam itu muncul karena percakapan iseng para anggota tim. ''Kenapa ayam bertelur? Telur atau ayam dulu?'' ucapnya, lantas tertawa.

Konsepnya mirip seperti tabel perkalian. Hanya, tabel tersebut berukuran besar yang di dalamnya terdapat 100 ayam yang disusun persegi empat. ''Setiap sisi diisi 10 ayam,'' ujarnya.

Dalam perkalian itu, murid akan diajarkan menghitung dengan menggunakan tabel. Andrieany mencontohkan, jika 2 x 4, siswa bakal menghitung dua kolom horizontal dan menariknya secara vertikal empat baris. Kemudian, pelajar tinggal menghitung jumlah ayam di dalam baris tersebut. Siswa bisa menemukan jawabannya betul atau salah dengan menekan ayam di titik temu tersebut. ''Ayam yang ditekan akan mengeluarkan telur yang berisi jawaban perkalian dan pertambahan,'' jelasnya.

Menurut Salsabila, luper membuat siswa lebih tertarik belajar matematika. Sebab, mereka merasa seperti bermain. ''Kalau seperti ini, guru tinggal menjadi pemandu murid,'' tuturnya. (ayu/c14/dio) 

Siswa bisa menemukan jawabannya betul atau salah dengan menekan ayam di titik temu tersebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News