SesmenPPPA: Perempuan Indonesia Harus jadi Agen Perubahan

SesmenPPPA: Perempuan Indonesia Harus jadi Agen Perubahan
Sekretaris KemenPPPA Pribudiartha Nur Sitepu saat membuka seminar PHI ke-90. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kemitraan gender dalam keluarga, hubungan relasi yang seimbang dan saling mendukung antara laki-laki dan perempuan merupakan syarat mutlak awal dalam pelaksanaan fungsi ketahanan keluarga.

Hal tersebut bisa dimulai dari menumbuhkan kesadaran kesetaraan dan “partnership” dalam pembagian tugas, peran dan tanggungjawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki di lingkup keluarga.

Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Pribudiartha Nur Sitepu mengatakan, perempuan Indonesia masa kini adalah yang mampu menjadi motor penggerak dan perubahan (agent of change).

Mereka juga harus sadar dan paham memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Hal tersebut bisa diterapkan dengan pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara suami-istri dalam rumah tangga. Sehingga, pemenuhan kasih sayang dan hak – hak anak pun tidak terabaikan.

"Banyaknya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pornografi, radikalisme, intoleransi, kekerasan ekonomi sampai kejahatan seksual dan perdagangan orang menyadarkan kita akan pentingnya peran keluarga,” kata Pribudiartha saat membuka Seminar Perayaan Hari Ibu (PHI) Ke-90 dengan tema “Bersama Meningkatkan Peran Perempuan dan Laki-Laki dalam Membangun Ketahanan Keluarga untuk Kesejahteraan Bangsa” di Jakarta, Rabu (5/12).

Senada dengan Pribudiarta, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo juga menekankan pentingnya peran seluruh perempuan Indonesia sebagai Ibu bangsa yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa dan menjadi mitra pembangunan bangsa yang dapat diandalkan.

Generasi penerus bangsa tersebut bisa diwujudkan oleh kemitraan perempuan dan laki – laki melalui ketahanan keluarga. Meski berbeda kodrat, tapi perempuan mempunyai peranan bersama sebagai mitra.

"Ibu bangsa juga harus mampu menghadapi dinamika global, tidak hanya sentris berperan bagi keluarganya saja. Perempuan harus berperan bersama lingkungannya demi membangun bangsa. Berdayakan perempuan, maka dia akan melahirkan generasi bangsa yang andal, menjadi pilar yang kokoh bagi negara dan mitra yang dapat diandalkan,” tegas Giwo.

Pribudiarta menambahkan, keluarga merupakan pilar utama untuk menanamkan nilai – nilai budi pekerti dan wadah untuk menyemaikan kasih sayang dalam mempersiapkan anak menjadi manusia yang berguna bagi bangsa. Namun, di era modern ini keluarga dijadikan sebagai target dari aspek ekonomi dan sosial atau ketentuan “siapa mengerjakan apa” berdasarkan peran gender yang dibentuk oleh budaya.

Sekretaris Kementerian PPPA)Pribudiartha Nur Sitepu mengatakan, perempuan Indonesia masa kini adalah yang mampu menjadi motor penggerak dan perubahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News